Antisipasi La Nina, Pengosongan Air Waduk Jatiluhur Sudah Dimulai

JABARNEWS | PURWAKARTA – Antisipasi dalam hadapi fenomena La Nina dan puncak musim hujan, pada beberapa bulan ke depan Bendungan Waduk IR H Djuanda, Jatilihur, Kabupaten Purwakarta, mulai dikosongkan.

Direktur Operasional dan Pemeliharaan PJT II Jatiluhur, Anton Mardiyono, menyebut, pengosongan debit air waduk dilakukan untuk menampung air selama puncak musim penghujan, agar tidak terjadi banjir di wilayah hilir.

“Sejalan dengan arahan Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam hal ini harus menyediakan tampung banjir khususnya untuk bendung. PJT II Jatiluhur sebagi pengelola Bendungan Ir H Djuanda, telah melakukan berbagai langkah pengendalian banjir,” ucap Anton, Pada Jumat 4 November 2021.

Baca Juga: Inilah Hal yang Harus Kalian lakukan Ketika Sedang Haid

Baca Juga:  Banyak Masyarakat Sengsara Karena Pinjol, Jokowi Diminta Kembalikan Peran Koperasi Sebagai Penyelamat Rakyat

Baca Juga: Hari Pahlawan, Ada Vocher Gratisp Naik Kereta Buat Nakes, Guru dan Veteran RI

Ia menambahkan, mulai tingginya curah hujan yang terjadi beberapa hari terakhir, membuat pasokan air sungai citarum, ke waduk Ir H Djuanda, alami peningkatan. Dampaknya tinggi muka air atau TMA di waduk serbaguna ini terus naik.

Baca Juga: Ternyata Ini yang Bisa Jadi Faktor Penyebab Gangguan Kesuburan Menurut dr. Probo Mangastomo

Baca Juga: Agar Terhindar dari Stres Saat Program Hamil, dr. Saddam Ismail Menyarankan Ini

“Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga tiga bulan ke depan, seiring intiensitas hujan yang tinggi,” ucapnya.

Anton mengungkapkan, proses pengosongan air waduk sudah dilakukan sejak awal agustus hingga awal November ini.

Baca Juga:  Geger! Sumur Diduga Mengandung Minyak di Jatinangor Sumedang, Dikuras Tak Bisa Habis

“Kita sudah menurunkan Tinggi muka air (TMA) Waduk Djuanda kurang lebih 10 meter, dari TMA 101,18 menjadi 91,25 MDPL. Artinya kita sudah menyimpan tampungan banjir yaitu sebesar 1,13 milyar meter kubik,” ungkap Anton.

Ia menambahkan, itu sejalan dengan apa yang diharapkan Mentri PUPR dan menjadi SOP bendungan dalam hal ini Jatiluhur sebagai bendungan terbesar yang ada di Indonesia dan bendungan yang berada di aliran sungai Citarum yang di operasi oleh PJT II Jatiluhur.

Baca Juga: Delapan Tiang Listrik Roboh di Kadupandak Cianjur Karena Pergerakan Tanah, PLN Rugi Rp160 Juta

Baca Juga:  Bentrok Geng Motor dengan Warga di Sukabumi, Pelaku Pembacokan Diamankan Polisi

Baca Juga: Tidak Ada dalam Pembahasan DPRD Jabar, Monumen Perjuangan Pahlawan Covid-19 Besutan Ridwan Kamil Dipertanyakan

“Hal tersebut dilakukan guna mencegah pola hujan yang akan dipengaruhi oleh fenomena cuaca dari La Nina dan puncak musim hujan yang akan terjadi pada beberapa bulan ke depan,” ungkapnya.

Diketahui, da pun tinggi muka air waduk Jatiluhur saat ini 91, 32 MDPL, atau kondisi ini menunjukan debit air di Waduk Djuanda masih aman.

Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022. Sehingga wilayah hilir seperti Karawang, Bekasi, DKI Jakarta dan wilayah pantura rawan terjadinya banjir jika debit air di Waduk Jatiluhur. (Gin)