JABARNEWS | JAKARTA – Dalam upaya menanggulangi meningkatnya kasus Thalassemia di Indonesia, Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) menggandeng Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) dan Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI). Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Program Peduli Thalasemia. Sinergi tersebut menitikberatkan pada lima fokus utama, mulai dari edukasi publik hingga dukungan pembiayaan berkelanjutan, guna menciptakan generasi bebas thalassemia.
Penandatanganan berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat, 25 April 2025. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari ketiga lembaga, tokoh masyarakat, serta penyandang thalassemia.
Fokus Program: Dari Edukasi hingga Pembiayaan
Program Peduli Thalasemia memiliki lima pilar utama. Pertama, edukasi dan sosialisasi publik. Program ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai thalassemia dan pentingnya pencegahan, khususnya di daerah dengan prevalensi tinggi.
Kedua, deteksi dini melalui skrining genetik. Sasaran utamanya adalah remaja dan pasangan usia subur, terutama yang memiliki riwayat keluarga dengan thalassemia.
Ketiga, penyediaan layanan konseling genetik. Layanan ini akan membantu individu dan pasangan dalam pengambilan keputusan perencanaan keluarga yang etis dan bertanggung jawab.
Keempat, dukungan terhadap riset dan pengembangan terapi. Fokus utamanya adalah penelitian berbasis ilmiah, termasuk penggunaan adjuvant herbal BRAZ 131 untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang thalassemia.
Kelima, mobilisasi dukungan pembiayaan. Program ini akan melibatkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta partisipasi publik demi memastikan keberlanjutan program.
Istiqlal Tegaskan Peran Masjid dalam Isu Sosial
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menegaskan bahwa masjid harus menjadi pusat layanan sosial yang menyentuh berbagai aspek kehidupan umat.
“Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban dan kepedulian terhadap sesama. Kami berharap kolaborasi ini membawa dampak nyata bagi generasi muda bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk memandang masjid sebagai ruang edukatif yang terbuka dan solutif, termasuk dalam isu kesehatan.
Wujud Nyata Implementasi
Sebagai tindak lanjut MoU, ketiga lembaga juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) teknis. Penandatanganan dilakukan oleh Istiqlal Halal Center (IHC), Thalassemia Research Center dari STFI, dan Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI).
Langkah ini memperkuat komitmen implementatif, khususnya dalam pelaksanaan skrining genetik, edukasi kesehatan, dan penyediaan layanan konseling kepada masyarakat.
Integrasi Prinsip Halal dalam Terapi Thalassemia
Istiqlal Halal Center turut mengusung pendekatan inovatif. Melalui integrasi prinsip halal dan thayyib dalam terapi thalassemia, mereka ingin menghadirkan ekosistem kesehatan yang tidak hanya aman dan ilmiah, tetapi juga sesuai syariat.
Produk herbal BRAZ 131 menjadi salah satu inovasi yang didukung. Produk ini dikembangkan sebagai terapi pendamping dengan standar halal dan manfaat klinis yang teruji.
Selain itu, IHC mendorong sinergi riset halal di bidang farmasi serta peningkatan literasi masyarakat terkait pentingnya produk dan layanan kesehatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
“Kami ingin menjadi pelopor dalam pencegahan lahirnya generasi baru penderita thalassemia. Program ini bukan sekadar langkah medis, tetapi sebuah gerakan kemanusiaan yang menyatukan iman, ilmu, dan aksi sosial dalam ekosistem halal yang berdaya guna,” ujar Direktur IHC, H. Nur Khayin Muhdlor, Lc., M.E.
Didukung CSR, Mengundang Kolaborasi Nasional
Program Peduli Thalasemia mendapatkan dukungan awal dari PT Pos Indonesia dan JNE melalui program CSR. Dukungan ini mencakup pembiayaan kegiatan skrining dan edukasi masyarakat secara menyeluruh.
Keterlibatan sektor logistik dan BUMN mempertegas bahwa isu kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah atau lembaga medis, tetapi juga dunia usaha dan masyarakat sipil.
Program ini terbuka untuk kolaborasi lintas sektor. Institusi pendidikan, pelaku usaha, lembaga filantropi, serta masyarakat umum diundang untuk ikut ambil bagian.
Melalui kontribusi aktif dan dukungan yang berkelanjutan, Program Peduli Thalasemia bertekad mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas thalassemia, dalam ekosistem halal yang inovatif dan inklusif.( Red)