Daerah

Pos Indonesia Bangun Ekosistem Logistik Desa: Saat Mimpi Koperasi Menembus Pasar Tak Lagi Mustahil

×

Pos Indonesia Bangun Ekosistem Logistik Desa: Saat Mimpi Koperasi Menembus Pasar Tak Lagi Mustahil

Sebarkan artikel ini
Pos Indonesia Bangun Ekosistem Logistik Desa: Saat Mimpi Koperasi Menembus Pasar Tak Lagi Mustahil
Armada truk logistik Pos Indonesia terparkir di gudang konsolidasi daerah. Dukungan transportasi ini menjadi tulang punggung rantai pasok desa.

JABARNEWS | BANDUNG – Ketika produk unggulan desa terhambat di jalan distribusi, mimpi menembus pasar nasional pun tertahan. Ribuan koperasi desa masih bergulat dengan keterbatasan akses logistik yang andal dan efisien. Namun, secercah harapan muncul saat PT Pos Indonesia (Persero) melangkah lebih jauh: membangun ekosistem logistik menyeluruh yang menjangkau hingga pelosok desa.

Dengan menghadirkan armada angkutan, sistem manajemen transportasi berbasis teknologi, hingga cold storage untuk menjaga kesegaran produk pertanian, Pos Indonesia tak sekadar mengantar barang—tetapi turut menggerakkan roda ekonomi desa.

Membangun Jalan Distribusi dari Desa untuk Indonesia

PT Pos Indonesia (Persero), atau PosIND, menyatakan komitmennya untuk menjadi mitra strategis bagi seluruh Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Perusahaan milik negara ini ingin memastikan arus barang dari dan ke desa berjalan lancar, terukur, dan modern.

“Kami ingin Koperasi Desa Merah Putih bisa menikmati layanan logistik modern. Tidak hanya untuk distribusi lokal, tapi juga sampai ke pasar nasional dan bahkan global,” ujar Direktur Business Development PT Pos Indonesia, Prasabri Pesti, di Jakarta, Selasa (1/7).

Baca Juga:  Cegah Perubahan Iklim, Bank Bjb Raih Dua Penghargaan Emisi Korporasi 2022

Langkah konkret terus dilakukan. Pos Indonesia saat ini telah mulai membangun ekosistem logistik menyeluruh yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh koperasi desa di seluruh penjuru Nusantara. Ekosistem ini bukan sekadar gagasan—melainkan hadir dalam bentuk nyata: kendaraan logistik berupa truk dan mobil angkut yang siap menjembatani produk desa dengan koperasi sekunder dan pasar yang lebih luas.

Teknologi Logistik Masuk Desa: Real-Time, dan Efisien

Tak berhenti pada kendaraan, Pos Indonesia juga melengkapi ekosistem logistiknya dengan Transport Management System (TMS). Melalui sistem ini, koperasi bisa memantau dan mengelola pergerakan barang secara real-time—sebuah kemajuan besar bagi rantai pasok di tingkat desa.

Tak hanya itu, akses ke gudang-gudang konsolidasi juga dibuka lebar. Pos Indonesia membangun fasilitas penyimpanan yang tersebar di berbagai daerah, lengkap dengan Warehouse Management System (WMS) yang canggih.

Satu lagi terobosan penting: fasilitas Cold Storage. Ini menjadi jawaban atas tantangan utama produk desa, terutama hasil pertanian segar dan makanan olahan yang rentan rusak. Dengan cold storage, kualitas produk bisa tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.

Baca Juga:  Kisruh Manajemen Memuncak, Farhan Ancam Evaluasi Izin Kebun Binatang Bandung

Dari Pelosok ke Pasar Global

Lebih dari sekadar distribusi dalam negeri, Pos Indonesia juga bertekad membuka gerbang ekspor bagi koperasi desa. Mulai dari proses pengemasan, pengurusan dokumen ekspor, hingga koneksi ke pasar internasional—semuanya didukung penuh.

“Kami ingin membangun rantai pasok desa yang efisien dan mampu bersaing secara berkelanjutan,” tegas Prasabri. Dengan dukungan ini, mimpi petani, perajin, dan pelaku UMKM di desa untuk menembus pasar global tak lagi sekadar wacana.

Digitalisasi Produk Desa

Seiring waktu, Pos Indonesia juga menyadari pentingnya transformasi digital. Oleh karena itu, produk-produk dari koperasi desa akan dipasarkan melalui platform digital seperti posAja UMKM dan padi UMKM.

Lebih jauh, Pos Indonesia tengah menyiapkan kanal khusus yang akan menampilkan berbagai produk unggulan dari koperasi berbasis KDMP (Koperasi Digital Modern dan Produktif). Ini menjadi panggung baru bagi produk lokal untuk tampil secara profesional dan bersaing di ranah digital.

Baca Juga:  Pelajar yang Tenggelam di Waduk Jatiluhur Purwakarta Akhirnya Ditemukan

Koperasi Naik Kelas: Dari Pembeli Layanan ke Mitra Bisnis

Inovasi tak berhenti di sektor logistik dan digital. Pos Indonesia juga membuka peluang bagi koperasi desa untuk bertransformasi menjadi mitra bisnis. Artinya, koperasi bisa:

  1. Menjadi Agen Pos
  2. Menjual meterai resmi
  3. Menyediakan layanan remitansi non-bank

Dengan peran baru ini, koperasi tidak lagi sekadar penerima layanan, tetapi juga penyedia layanan bagi masyarakat sekitarnya. Sebuah langkah besar menuju koperasi yang modern, mandiri, dan berdaya saing.

Logistik Jadi Kunci: Ketika Desa Terkoneksi

Program Koperasi Desa Merah Putih sendiri merupakan gagasan pemerintah untuk membangun ekonomi desa berbasis koperasi. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa logistik adalah salah satu dari enam unit bisnis inti yang harus dimiliki setiap koperasi.

“Kalau logistiknya kuat, harga bisa ditekan dan produk desa lebih cepat sampai ke konsumen. Ini jadi kunci agar ekonomi desa bisa tumbuh cepat,” kata Zulkifli dalam peluncuran KDMP di Lampung Selatan beberapa waktu lalu. (Red)