JABARNEWS | BANDUNG – Universitas Sangga Buana (USB) tampil membanggakan pada ajang Tech Plan Demo Day Indonesia (TPIDN) 2025 yang digelar oleh Leave a Nest di Bandung Techno Park, Sabtu, 26 Juli 2025. Dalam kegiatan ini, USB memperkenalkan tiga proyek unggulan hasil kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat. Proyek-proyek tersebut adalah Green Living Lab, Kripik Mangga Gedong Gincu, dan Hydro Power Plant with Solar-Based Re-Circulated Water.
Ketiganya menyajikan solusi nyata dalam berbagai bidang, mulai dari pengelolaan sampah, pemberdayaan ekonomi desa, hingga transisi energi ramah lingkungan. Selain mengikuti sesi Lightning Talk, tim USB juga memamerkan inovasinya melalui booth interaktif yang menarik perhatian mitra bisnis dan juri.
Green Living Lab: Inovasi Lingkungan Skala Kelurahan
Tim Green Living Lab hadir dengan inisiatif pengelolaan sampah terpadu berbasis kawasan di Kelurahan Sindang Jaya. Ketua tim, A. Andini Radisya Pratiwi, Ph.D., bersama mahasiswa S1 dan S2 Teknik Sipil serta masyarakat umum, membidik area seluas 800 m² yang sebelumnya kurang terurus.
Mereka melihat potensi besar untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi Integrated Waste Management Zone. Tim ini merancang dua zona penting, yaitu Eco Processing Zone sebagai tempat upcycle sampah plastik, dan Edu Green Zone sebagai ruang edukasi lingkungan terbuka. Proyek ini bertujuan mengurangi volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) melalui pengelolaan di tingkat kelurahan.
Lebih lanjut, tim juga membuka peluang kolaborasi dengan sektor swasta, pemerintah lokal, dan donor internasional. Dana hibah atau program CSR diharapkan mampu mempercepat pembangunan fasilitas tersebut. Dengan demikian, USB tidak hanya menyentuh isu lingkungan, tetapi juga membangun kesadaran dan partisipasi publik.
Kripik Mangga Gedong Gincu: Pemberdayaan Lewat Rasa
Proyek kedua datang dari Desa Tomo, Sumedang, lewat kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan komunitas ibu-ibu Jembar Motekar. Di bawah kepemimpinan Dr. Nurhaeni Sikki, S.A.P., M.A.P., tim mengolah limbah pertanian menjadi produk unggulan: Kripik Mangga Gedong Gincu.
Dengan teknologi vacuum frying, tim berhasil mengubah buah mangga lokal menjadi camilan berkualitas nasional. Proyek ini tak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan. Melalui pelatihan produksi dan pemasaran digital, kelompok desa kini lebih mandiri dan siap bersaing di pasar global.
Inisiatif ini lahir dari semangat pengabdian kepada masyarakat (PKM). Lebih dari itu, proyek ini mencerminkan misi USB dalam menggabungkan inovasi lokal dengan daya saing internasional.
Energi Terbarukan Lewat Rekayasa Air dan Surya
Sementara itu, tim Blueverra dari Fakultas Teknik USB menyuguhkan solusi cerdas untuk daerah minim pasokan air. Mereka menghadirkan proyek Hydro Power Plant with Solar-Based Re-Circulated Water. Ketua tim, Winardi Sani, Dipl.-Ing., Ph.D., memimpin mahasiswa Teknik Sipil merancang pembangkit listrik tenaga air mini yang mengandalkan sistem sirkulasi air bertenaga surya.
Proyek ini menunjukkan integrasi riset dan rekayasa dalam mendukung transisi energi terbarukan. Dengan dukungan penuh dari laboratorium kampus dan fasilitas riset, inovasi ini siap menjawab tantangan energi di wilayah terpencil yang tidak terjangkau jaringan listrik nasional.
USB menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan akademisi dalam menciptakan solusi teknologis yang aplikatif. Inovasi ini tidak hanya berorientasi pada efisiensi energi, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dukungan Penuh dan Apresiasi Tinggi
Keikutsertaan USB dalam TPIDN 2025 mendapatkan apresiasi dari penyelenggara dan mitra industri. Perwakilan Leave a Nest, Aisyah, menyampaikan kekagumannya terhadap semangat, penampilan, dan kualitas inovasi yang ada.
“Kami sangat terkesan dengan berbagai penampilan inovasi, termasuk dari tim Universitas Sangga Buana. Kami percaya bahwa solusi lokal seperti ini bisa memberikan dampak global,” ungkapnya.
Rektor USB, Dr. Didin Saepudin, S.E., M.Si., juga memberikan apresiasi kepada tim dosen dan mahasiswa yang terlibat. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi dalam membangun solusi yang bermanfaat luas.
“Kami sangat bangga atas semangat inovasi dari para dosen dan mahasiswa yang mewakili USB di ajang internasional ini. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat bisa melahirkan solusi yang relevan dan berdampak global,” ujar Dr. Didin.
Melalui ajang ini, USB juga memperkuat implementasi kerja sama internasional dengan Leave a Nest Malaysia. Lebih dari itu, partisipasi ini menjadi langkah konkret USB dalam membangun ekosistem inovasi berkelanjutan yang melibatkan akademisi, industri, dan masyarakat.(Red)