JABARNEWS | CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan perbaikan 1.250 sekolah yang mengalami kerusakan berat akibat bencana alam dan usia bangunan dapat tuntas pada akhir 2028. Target ini diharapkan mengakhiri masalah kekurangan ruang kelas yang selama ini membebani proses belajar mengajar.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, Ruhli Solehudin, merinci bahwa kerusakan tersebut meliputi 950 sekolah dasar (SD) dan 300 sekolah menengah pertama (SMP).
“Selama ini perbaikan diprioritaskan untuk sekolah yang rusak akibat bencana alam termasuk gempa, di mana anggaran pembangunan dibantu pemerintah pusat. Namun saat ini mengandalkan dari APBD Cianjur,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Tahun ini, hanya sekitar 20 persen ruang kelas yang dapat diperbaiki. Sisanya akan dilakukan secara bertahap hingga 2028, seiring keterbatasan anggaran. Untuk menjaga keberlangsungan pembelajaran, sekolah yang terdampak memanfaatkan ruang kelas yang masih layak pakai.
“Ketika dari enam kelas ada dua ruang kelas rusak, yang dipakai empat ruang kelas untuk semua tingkatan, baik secara bergantian atau disekat,” kata Ruhli. Ia menegaskan, tidak ada pembelajaran daring meski kondisi sekolah terbatas, agar siswa tetap belajar di kelas secara langsung.





