Bisnis

70 Tahun Revolusi CIMB Niaga, Dari Antrean Panjang ke Sentuhan Layar

×

70 Tahun Revolusi CIMB Niaga, Dari Antrean Panjang ke Sentuhan Layar

Sebarkan artikel ini
Nasabah CIMB Niaga membayar tagihan kacamata dengan QRIS melalui OCTO Mobile di smartphone.
Sri membayar tagihan kacamata menggunakan QRIS lewat aplikasi OCTO Mobile CIMB Niaga di Purwakarta (Foto: Hen/Jabarnews)

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sri masih ingat rasa pegal saat ikut mengantri di bank tempat orang tuanya dulu menabung pada pertengahan era 80-an. Gambaran masa lalu Sri terasa kontras dengan kenyataan yang ia rasakan petang itu.

Jam di ponsel menunjukan pukul 7 malam, ketika wanita berusia 46 tahun ini duduk di kedai mie ayam di sudut kota Purwakarta, menunggu kacamatanya selesai diganti frame di optik sebelah.

Sambil menyeruput mie dari mangkuknya, ponselnya berbunyi, reminder untuk transfer uang jajan anak dan bayar listrik yang hampir jatuh tempo.

Tanpa perlu meninggalkan mangkuk mie yang masih mengepul, Sri membuka OCTO Mobile.

Jarinya bergerak lincah di layar ponsel melakukan transfer ke rekening anaknya, bayar tagihan listrik, lalu transfer ke rekan bisnis yang menagih pembayaran hari itu juga. Tiga transaksi dalam hitungan menit, tanpa mencari ATM atau ke bank.

“Dulu saya pikir aplikasi bank itu rumit, hanya untuk anak muda. Tapi OCTO Mobile ini tampilannya sangat bersih dan gampang. Saya saja yang ‘gaptek’ cepat bisa memakainya,” kata Sri.

Ketika mangkuk mie sudah kosong, Sri cukup mengarahkan kamera ponselnya ke kode QRIS yang terpampang di meja kasir. Beberapa detik kemudian, notifikasi pembayaran sukses muncul di layar.

Hal yang sama dilakukannya saat kembali ke optik untuk mengambil kacamata yang sudah selesai. Scan QRIS, konfirmasi pembayaran, selesai. Tidak ada uang tunai yang berpindah tangan, tidak ada kembalian receh yang merepotkan.

Kemudahan yang dinikmati Sri petang itu bukanlah suatu kebetulan. Ini adalah hasil dari perjalanan panjang transformasi sebuah lembaga keuangan yang lahir di Jakarta pada 26 September 1955.

Baca Juga:  Berikut Beberapa Hal yang Disepakati Dalam Rakorpusda Bank Indonesia

Bank Niaga, yang kini dikenal sebagai CIMB Niaga, telah melewati tujuh dekade evolusi. Dari era buku tabungan dan antrean panjang di loket teller hingga menjadi pelopor digital banking Indonesia dengan 90 persen transaksi nasabah terjadi secara digital.

Pelopor yang Selalu Selangkah di Depan

Ketika sebagian besar bank masih berkutat dengan transaksi manual pada 1980-an, Bank Niaga sudah memikirkan masa depan. Tahun 1987 menjadi tonggak bersejarah ketika mereka menghadirkan ATM pertama di Indonesia.

Keputusan berani ini mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan layanan keuangan, dari ketergantungan total pada jam operasional bank menjadi akses mandiri 24 jam.

Namun, inovasi Bank Niaga tidak berhenti di situ. Empat tahun kemudian, pada 1991, ketika internet masih asing bagi mayoritas masyarakat Indonesia, lembaga keuangan itu kembali mengambil langkah berani dengan meluncurkan layanan online banking.

Langkah visioner ini meletakkan fondasi bagi transformasi digital yang akan menjadi ciri khas Bank Niaga di dekade-dekade berikutnya.

Momentum transformasi semakin menguat ketika Bank Niaga bergabung dengan CIMB Group Malaysia pada 2002. Bergabungnya dengan grup global ini membawa angin segar berupa injeksi teknologi dan praktik terbaik internasional.

Perubahan nama menjadi CIMB Niaga pada 2008 menandai era baru yang memperkuat fokus pada transformasi digital. Seiring perjalanannya, bank ini kemudian mengadopsi filosofi “Simpler, Better, Faster”, sebuah komitmen yang menegaskan bahwa transformasi digital tidak boleh memperumit, justru harus mempermudah kehidupan nasabah.

Baca Juga:  Polsek Purwakarta Dibantu Warga Evakuasi Tiang Telkom yang Nyaris Roboh di Jalan Raya Industri

Dengan komitmen untuk selalu mempermudah nasabah, era 2010-an menyaksikan akselerasi inovasi yang konsisten.

CIMB Clicks Internet Banking dan BizChannel untuk korporasi diluncurkan, menjembatani kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha untuk mengelola keuangan tanpa batasan ruang dan waktu.

Tahun 2012, Go Mobile hadir sebagai jawaban atas kebutuhan transaksi dari genggaman tangan, diikuti Digital Lounge pada 2013 yang memadukan kenyamanan dan teknologi.

Rangkaian inovasi terus bergulir. Rekening Ponsel memungkinkan transaksi tanpa rekening konvensional, Deposito Online pertama di Indonesia hadir di 2014, Core Banking System berbasis satu platform di 2016, hingga Self-Service Banking machine pada 2019.

Setiap langkah menunjukkan konsistensi yang sama: menempatkan kebutuhan nasabah di atas segalanya. Dan konsistensi inilah yang kemudian melahirkan revolusi terbesar pada 2020.

Era OCTO: Revolusi dalam Genggaman

Revolusi besar CIMB Niaga itu bernama OCTO. Pada 2020, Go Mobile berevolusi menjadi OCTO Mobile. Bukan sekadar aplikasi mobile banking, melainkan super apps yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan finansial dalam satu platform.

Bersamaan dengan itu, internet banking diperbaharui menjadi OCTO Clicks, menciptakan ekosistem digital yang komprehensif. Inilah yang kemudian mengubah cara Sri dan jutaan nasabah lain mengelola keuangan mereka.

“Fitur transfer bebas biaya ke mana saja sangat membantu. Saya tidak perlu lagi pusing mencari ATM atau memikirkan potongan administrasi. Pembayaran QRIS melalui OCTO Mobile membuat saya tidak perlu membawa banyak kartu saat bepergian,” ujar Sri.

Baca Juga:  Ramalan Cuaca Kabupaten Purwakarta, Minggu 24 Juli 2022

Antusiasme Sri bukannya tanpa alasan, data membuktikan dampak revolusi digital ini. Hingga semester pertama 2025, 90% seluruh aktivitas finansial nasabah CIMB Niaga terjadi secara digital.

Kontribusi transaksi digital melalui OCTO Mobile dan OCTO Clicks melonjak tajam dari 35,41% pada 2020 menjadi 71,04% pada 2024, melayani jutaan pengguna dengan ratusan juta transaksi bernilai ratusan triliun rupiah.

“Kemarin saya sempat panik karena lupa bawa dompet saat ke dokter. Tapi ternyata bisa bayar pakai OCTO Mobile. Rasanya seperti punya bank di saku celana. Kalau orang tua saya lihat ini, pasti nggak percaya,” cerita Sri sambil tersenyum.

Kemudahan akses inilah yang menjadi kunci. Bagi Sri, tidak ada lagi repot mencari ATM atau membawa banyak kartu pembayaran. Semua transaksi bisa diselesaikan dari genggaman tangan.

“Saya bisa transfer ke siapa saja, bayar tagihan apa saja, bahkan beli mie seperti tadi, semuanya praktis. Yang tadinya ribet sekarang jadi simple banget,” kata Sri, nasabah CIMB Niaga di Purwakarta.

“Simpler, Better, Faster” dalam Praktik

Kemudahan yang dirasakan Sri bukanlah hasil dari keberuntungan, melainkan buah dari filosofi yang diterapkan secara konsisten.

Transformasi digital CIMB Niaga digerakkan oleh satu benang merah yang menghubungkan budaya customer centricity dengan setiap inovasi, yakni layanan digital harus mempermudah, bukan memperumit kehidupan masyarakat.

Filosofi “Simpler, Better, Faster” menjadi kompas yang memandu setiap pengembangan produk digital CIMB Niaga.

Pages ( 1 of 4 ): 1 234