JABARNEWS | BANDUNG – Dalam upaya memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mengembangkan UMKM Center di 30 kecamatan. Pusat kegiatan ini dirancang menjadi wadah pembinaan, pelatihan, serta inkubasi bisnis bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Setiap kecamatan akan memiliki ruang khusus yang berfungsi untuk mempercepat transformasi digital para pelaku usaha. Di tempat ini, pelaku UMKM dapat belajar strategi pemasaran daring, manajemen usaha, hingga inovasi produk.
Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga menggulirkan program turunan seperti pusat kuliner, wirausaha masjid, dan wirausaha pesantren. Semua inisiatif tersebut menjadi bagian dari program besar Bandung Utama, yang berfokus pada kemandirian ekonomi masyarakat dari level komunitas.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa langkah ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah terhadap pemberdayaan masyarakat.
“Di setiap kecamatan kami kembangkan pusat kuliner, wirausaha masjid, hingga wirausaha pesantren. Ini bagian dari program Bandung Utama untuk memperkuat kemandirian ekonomi warga,” jelasnya.
Perempuan Jadi Penggerak Ekonomi dan Sosial
Momentum Hari Jadi ke-215 Kota Bandung menjadi simbol kebangkitan peran perempuan dalam ekonomi. Melalui Festival UMKM Perempuan Bandung yang digelar di halaman Gedung MPW Pemuda Pancasila Jawa Barat, ratusan pelaku UMKM perempuan dari berbagai wilayah kota berkumpul, berbagi pengalaman, dan memperluas jejaring.
Acara ini diinisiasi oleh Pertani HKTI DPC Kota Bandung bekerja sama dengan DPC FPI dan Srikandi Pemuda Pancasila. Festival tersebut resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, yang hadir memberikan dukungan penuh.
Ia menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semangat kolaboratif para pelaku usaha perempuan.
“Kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa perempuan Kota Bandung bukan hanya berperan dalam keluarga, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi dan pelaku perubahan sosial,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.
Kolaborasi dalam Kebaikan, Bukan Persaingan
Dalam suasana yang hangat dan penuh makna, Erwin juga mengaitkan semangat kolaborasi ini dengan nilai keagamaan. Ia mengutip surat Al-Maidah ayat 2 sebagai pengingat pentingnya kerja sama dalam kebaikan.
“Kegiatan ini adalah implementasi dari wa ta’awanu ‘alal birri wat taqwa — tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Tapi jangan sampai wala ta’awanu ‘alal itsmi wal ‘udwan — tolong-menolong dalam permusuhan,” pesannya.
Ia menegaskan bahwa dalam dunia usaha, persaingan tidak sehat hanya akan menghambat rezeki. Setiap pelaku UMKM harus saling mendukung dan berbagi ruang tumbuh.
“Di dunia usaha tidak ada yang perlu bersaing secara tidak sehat. Rezeki sudah diatur oleh Allah. Mari saling dukung dan gotong royong,” lanjutnya.
Dukung UMKM Lokal Lewat e-Katalog Pemerintah
Sebagai bentuk keberpihakan nyata, Pemkot Bandung kini mendorong produk-produk UMKM lokal untuk masuk ke sistem e-Katalog pemerintah. Dengan langkah ini, setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dapat memesan produk dari pelaku usaha lokal dalam setiap kegiatan resmi.
> “Nanti setiap rapat atau kegiatan di SKPD bisa pesan dari pengusaha UMKM lokal. Ini bentuk nyata keberpihakan pemerintah kepada pelaku usaha kecil,” tutur Erwin.
Kebijakan ini diharapkan memperluas pasar, memperkuat daya saing produk lokal, sekaligus menumbuhkan rasa bangga menggunakan hasil karya warga Bandung sendiri.
Tantangan dan Harapan Ekonomi Kota
Di tengah semangat kolaborasi, Erwin juga mengingatkan tantangan ekonomi yang masih dihadapi kota. Saat ini, tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung mencapai 7,4 persen. Pemerintah menargetkan penurunan hingga 6,4 persen melalui pemberdayaan UMKM dan penciptaan lapangan kerja baru.
Ia optimistis, sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan ekonomi daerah.
“Pemkot Bandung akan terus membuka ruang kolaborasi agar pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan akses permodalan yang lebih luas,” tegasnya.
Dengan semangat gotong royong dan pemberdayaan, Festival UMKM Perempuan Bandung menjadi bukti bahwa perempuan Bandung bukan hanya berdaya, tetapi juga berperan besar dalam menggerakkan ekonomi kota dan menjaga nilai sosial di tengah masyarakat.(Red)





