JABARNEWS | INDRAMAYU – Tanah Indramayu turun 3-7 sentimeter per tahun dan berpotensi menenggelamkan 16.514 hektare wilayah pesisir pada 2080.
Prediksi tersebut disampaikan tim peneliti IPB University berdasarkan studi lapangan yang melibatkan 53 mahasiswa doktor Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Luasan 16.514 hektare tersebut setara dengan hampir 8 persen dari total wilayah Kabupaten Indramayu. Ancaman ini mengkhawatirkan mengingat Kabupaten Indramayu merupakan lumbung padi nasional dengan produksi mencapai 1,63 juta ton sepanjang tahun 2025.
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB Prof Dr Lina Karlinasari menjelaskan timnya menggunakan metode analisis spasial canggih untuk memprediksi dampak penurunan tanah tersebut.
“Melalui metode mixed-methods, kami menggunakan analisis spasial canggih seperti pemodelan banjir rob yang memprediksi genangan meluas hingga 16.514 hektare pada 2080. Analisis InSAR juga menunjukkan penurunan muka tanah sebesar 3–7 cm per tahun, yang memperburuk risiko banjir rob,” ujarnya, dikutip Selasa (9/12/2025).





