JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung menilai konsistensi pesan publik menjadi faktor krusial dalam menekan risiko penumpukan sampah di tengah tekanan layanan persampahan kota yang semakin tinggi.
Penilaian tersebut mengemuka dalam diskusi bersama tim akademisi Telkom University yang membahas kebutuhan toolkit komunikasi Kang Pisman agar lebih terarah dan mudah diterapkan di tingkat kewilayahan.
Diskusi yang digelar di lingkungan DLH Kota Bandung itu menyoroti kondisi kota padat penduduk yang rentan mengalami gangguan pengelolaan sampah ketika kapasitas hilir, seperti ritase pengangkutan atau daya tampung tempat pembuangan akhir, mengalami pembatasan. Dalam situasi tersebut, intervensi dari hulu rumah tangga dan komunitas dipandang sebagai penentu utama stabilitas sistem persampahan.
Pegawai DLH Kota Bandung, Ardhan, menyampaikan bahwa kampanye perubahan perilaku tidak dapat dilepaskan dari pemahaman data dasar. Menurutnya, pesan publik Kang Pisman perlu berangkat dari indikator yang sederhana namun jelas, agar ajakan memilah, mengurangi, dan memanfaatkan sampah dapat diterjemahkan menjadi tindakan harian yang terukur.
“Angka kunci harus dipahami lebih dulu sebelum kampanye perilaku dijalankan,” kata dia dalam keterangan yang diterima, Sabtu (27/12/2025).





