BI Jabar Lakukan Survei Penjual Eceran

JABAR NEWS | BANDUNG – Guna mendukung serta memperkuat analisis dan asesmen perekonomian di Jawa Barat, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jawa Barat (Jabar) melakukan beberapa survei, diantaranya survei yang dilakukan kepada para penjual eceran dan konsumen untuk melihat kecenderungan konsumsi masyarakat Jabar.

Survei tersebut sudah dilakukan diantarnya di Bandung yang mana BI menilai bahwa di Kota Bandung sebagai pusat perputaran ekonomi Jawa Barat.

Baca Juga:  Sudah 2.597 Kantor Cabang Bank Tutup Sejak 2019, Bagaimana Nasib Karyawannya?

“Saat ini survei baru di Bandung tapi tidak menutup kemungkinan nanti di kota lain, nanti akan dilakukan di Bogor karena penjual eceran juga tersebar banyak disana,” ujar Kepala BI Jabar, Wiwiek Sisto Widayat, Jumat (07/07/2017).

Wiwiek mengatakan, survei dilakukan kepada penjual eceran yang langsung menjual produk yang dikonsumsi masyarakat dengan Responden seperti toko kelontong, penjual barang kebutuhan sehari-hari yang langsung dikonsumsi masyarakat tapi bukan Minimarket.

Baca Juga:  Tak Perlu Antri, Begini Cara Mudah Bikin Rekening BRI Melalui Ponsel Berikut Syaratnya

“Hasil survei tersebut kata Wiwiek akan dijadikan sebagai salah satu leading indikator untuk melihat purchasing power masyarakat dari sisi volume penjualan produk,” katanya.

Wiwiek mengungkapkan, ada dua survei yang dilakukan yakni survei penjual eceran, untuk melihat bagaimana masyarakat membeli langsung kepada toko-toko, jadi volumenya seperti apa, yang kedua adalah survei konsumen untuk melihat bagaimana masyarakat dalam membeli.

“Selain pendapatannya di tabung itu kita bisa mengindikasikan apakah masyarakat itu membeli untuk kebutuhan rutin saja ataukah membeli untuk kebutuhan jangka panjang,” ungkalnya.

Baca Juga:  Gubernur BI: Pemerataan Infrastruktur Menjadi Kunci Untuk Mendorong Sektor Ekonomi Potensial di Jabar

Wiwiek menerangkan, jika survei penjualan mengidikasikan ada kenaikan maka konsumsi masyarakat juga akan ada potensi meningkat demikian juga jika Saldo Bersih Tertimbang (SBT) meningkat apakah positif atau optimis.

“Sehingga nantinya kita juga dapat mengindikasikan bahwa dalam triwulan itu juga kemungkinan perekonomian meningkat,” terang Wiwiek. (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat