JABARNEWS | SUBANG – Balita di 10 desa di Kabupaten Subang dikategorikan mengalami stunting atau balita pendek dikarenakan pertumbuhan anak tidak sesuai dengan kriteria usia.
Kabid Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr.H.Ahmad Nasuhi, menjelaskan, data itu diperoleh saat melakukan penyasaran kesehatan dan pertumbuhan ke desa-desa di Kabupaten Subang.
Menyangkut dengan stunting (balita pendek) itu, kata Ahmad ada beberapa penyebab di antaranya asupan gizi yang kurang saat kehamilan, lingkungan yang kurang baik, serta berbagai faktor lainnya.
“Salah satu dampaknya si balita sering sakit-sakitan,” kata Ahmad, Rabu (24/10/2018).
Karena itu kata Ahmad, saat ini pihaknya terus menyasar kembali jumlah balita Stunting. Sebab, bila tidak segera ditangani si balita jadi mudah sakit, itu akibat kemampuan kognitifnya kurang dan fungsi tubuh tidak seimbang.
“Selain itu, saat memasuki usia tua akan terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan” ungkapnya
Kami juga meminta kepada masyarakat agar tidak salah persepsi terhadap balita Stunting. Artinya, jangan sampai salah persepsi, stunting memang berpostur tubuh pendek, tetapi tidak berarti yang pendek menderita stunting.
“Kalaupun ditemukan langsung kita rawat dan diharapkan semua ibu hamil serta balita untuk rutin datang ke Posyandu,” katanya.
Ia juga menjelaskan bila anak sudah mengalami stunting maka kondisi stunting sudah tidak bisa ditangani lagi bila anak memasuki usia dua tahun.
“Untuk mencegah terjadinya stunting pada anak, ibu perlu mengonsumsi asupan gizi yang layak, terutama selama masa kehamilan hingga anak lahir dan berusia 18 bulan,” tutupnya. (Mar)
Jabarnews | Berita Jawa Barat