Daerah

BAZNAS Jawa Barat Luncurkan Program Pendayagunaan, Dorong Kemandirian dan Tekan Kemiskinan

×

BAZNAS Jawa Barat Luncurkan Program Pendayagunaan, Dorong Kemandirian dan Tekan Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
BAZNAS Jawa Barat Luncurkan Program Pendayagunaan, Dorong Kemandirian dan Tekan Kemiskinan
Peluncuran Program Pendayagunaan BAZNAS Jawa Barat di Aula DMI, Rabu (3/9/2025), menjadi momentum strategis dalam menekan angka kemiskinan.

JABARNEWS | BANDUNG – Di tengah upaya menekan angka kemiskinan dan memperkuat kemandirian umat, BAZNAS Provinsi Jawa Barat resmi meluncurkan “Program Pendayagunaan” di Aula DMI Jawa Barat, Rabu, 3 September 2025. Program yang menyasar sektor ekonomi mikro, baik di kota maupun desa ini, hadir bukan sekadar memberi bantuan, melainkan menyalakan harapan baru—bahwa zakat dapat menjadi motor penggerak kesejahteraan dan kedaulatan pangan masyarakat Jawa Barat.

Kolaborasi Strategis untuk Jawa Barat Lebih Sejahtera

Peluncuran program ini tidak berjalan sendiri. BAZNAS Jawa Barat mendapat dukungan penuh dari BAZNAS Republik Indonesia yang kemudian menyalurkan program melalui BAZNAS Kota dan Kabupaten. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat tidak lagi hanya bersifat lokal, melainkan menjadi gerakan bersama yang saling menguatkan.

Dengan menyasar sektor ekonomi mikro, program ini hadir bagi penerima manfaat, baik individu maupun kelompok, di perkotaan maupun pedesaan. Tujuannya jelas: memperkecil jurang kesenjangan, menekan angka kemiskinan, dan menghadirkan solusi nyata melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola secara profesional.

Baca Juga:  Soal Cinta, Zodiak Ini Diramalkan Bakal Mendapat Keberuntungan

Program Produktif, Bukan Sekadar Konsumtif

BAZNAS Jawa Barat menegaskan, dana zakat tidak boleh berhenti pada bantuan konsumtif semata. Lebih dari itu, zakat harus menjadi energi produktif yang mampu mengubah mustahik menjadi mandiri.

Wakil Ketua II BAZNAS Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Ali Khosim, S.H.I., M.Ag., menegaskan, “Program Pendayagunaan ini merupakan upaya BAZNAS Jawa Barat dalam mengoptimalkan dana zakat, infak, dan sedekah tepat sasaran dan tidak hanya bersifat konsumtif tapi juga produktif sehingga mustahik bisa mandiri dan harapannya nanti 202 penerima manfaat bisa menjadi muzaki. Kami berharap program-program yang sudah dirancang ini bisa menjadi motor penggerak peningkatan ekonomi umat.”

Baca Juga:  Lions Club Bandung Tohaga akan Donasikan Seluruh Keuntungan Golf Tournament untuk Anak Penderita Kanker

Sebagai langkah konkret, program ini diimplementasikan dalam berbagai bentuk, seperti Z Auto, Z Coffee, Balai Ternak, Lumbung Pangan, hingga Zakat Community Development (ZCD). Inovasi-inovasi tersebut dirancang agar selaras dengan kebutuhan masyarakat sekaligus relevan dengan potensi lokal.

Menyentuh 14 Kota/Kabupaten dan Perguruan Tinggi

Cakupan program ini terbilang luas. Tidak hanya melibatkan masyarakat umum, tetapi juga merangkul dunia akademik. Tercatat, penerima manfaat tersebar di 14 Kota/Kabupaten serta 8 perguruan tinggi negeri dan swasta dengan total 202 penerima manfaat.

Keterlibatan perguruan tinggi menjadi langkah penting untuk melahirkan sinergi antara ilmu pengetahuan, riset, dan praktik nyata di lapangan. Dengan demikian, zakat tidak hanya hadir sebagai instrumen spiritual, tetapi juga sebagai instrumen sosial-ekonomi yang mendorong transformasi kehidupan.

Baca Juga:  Kisah Seorang Anak di Purwakarta Cari Ibunya yang Hilang Sudah 10 Tahun

Keberkahan Zakat Hadir Lewat Kolaborasi

Namun, BAZNAS Jawa Barat menyadari bahwa perjalanan ini tidak bisa ditempuh sendirian. Dibutuhkan sinergi lintas sektor agar program ini benar-benar memberi dampak jangka panjang.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan dari BAZNAS Kabupaten dan Kota, pemerintah daerah, akademisi, serta masyarakat sangat penting untuk menjaga keberlanjutan program. Dengan kolaborasi yang baik, insya Allah keberkahan zakat dapat menghadirkan perubahan yang lebih luas bagi mustahik di Jawa Barat,” tambah Ali Khosim.

Melalui launching ini, BAZNAS Jawa Barat menegaskan komitmennya untuk membangun program yang transparan, berkelanjutan, dan berdampak nyata. Harapannya, zakat tidak lagi hanya dipandang sebagai kewajiban, melainkan juga sebagai solusi strategis untuk memperkuat kedaulatan pangan, menekan angka kemiskinan, serta mengangkat harkat dan martabat masyarakat Jawa Barat.(Red)