“Di wilayah Jawa, puncaknya justru diprediksi lebih awal dibandingkan normal 30 tahun terakhir. Durasi kemarau juga diperkirakan lebih pendek, mirip dengan wilayah Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara,” tambahnya.
Sementara itu, Fachri menambahkan bahwa sebagian besar wilayah lainnya di Indonesia diperkirakan tetap mengalami puncak kemarau sesuai pola normal, tanpa pergeseran signifikan.
Namun ia menegaskan bahwa perubahan pola iklim ini perlu segera disikapi dengan penyesuaian strategi mitigasi, terutama untuk sektor pertanian dan pengelolaan air.
“Ini penting untuk mengantisipasi potensi dampak kekeringan dan menjaga ketahanan pangan. Kami imbau masyarakat dan pemangku kebijakan untuk terus memantau informasi resmi dari BMKG,” tegasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News