“Awas di-tewak pak, make jaket One Piece,” canda akun @hatake.kakase.
Jaket One Piece yang dikenakan dr. Wahyu muncul di tengah derasnya sorotan terhadap penggunaan simbol budaya populer yang dikaitkan dengan kritik terhadap sistem dan ketimpangan. Dalam banyak diskusi, logo bajak laut dari serial anime tersebut dianggap sebagai lambang pembebasan, antikemapanan, dan perjuangan menghadapi ketidakadilan.
Namun, Bupati Wahyu memilih tampil santai. Ia tak tampak terganggu oleh potensi kontroversi. Fokusnya tetap pada misi membenahi akses jalan di wilayah-wilayah tertinggal, memastikan pembangunan tidak hanya terjadi di pusat kota, tetapi juga menyentuh pinggiran.
Momen ini muncul menjelang peringatan HUT Republik Indonesia ke-80, ketika perbincangan seputar makna kemerdekaan dan simbol perlawanan kembali menguat. Pilihan busana bupati meski terlihat sepele, mengirim pesan yang lebih luas soal keberanian, semangat perubahan, dan kedekatan dengan kultur anak muda. (Mul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News