“Kepedulian lingkungan itu harus ditanamkan sejak dini ke anak-anak, jangan setelah rusak baru dikasih tahu,” ujarnya, menekankan pentingnya pendidikan lingkungan kepada generasi muda.
Meski biaya pembangunan sekolah ramah lingkungan dan tahan gempa lebih tinggi dibandingkan dengan pembangunan sekolah konvensional, Bupati Garut menilai hasilnya jauh lebih baik. Bangunan tersebut lebih ringan, awet, dan tahan lama, serta tentunya lebih aman saat terjadi gempa.
“Itu sebetulnya bagus karena jadi lebih ringan, dan lebih awet,” tambahnya.
Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Suryana menjelaskan bahwa hingga saat ini sudah ada dua sekolah yang dibangun dengan konsep tahan gempa dan ramah lingkungan, yaitu SDN Barusari 3 dan SDN Barusari 4 yang sebelumnya rusak akibat gempa bumi pada September 2024.
Sekolah-sekolah tersebut dibangun dengan dukungan dari Yayasan Bakti Barito, Yayasan Kita Bisa, dan Happy Hearts Indonesia yang memanfaatkan bata plastik daur ulang dalam proses pembangunannya.