“Apa yang dilaporkan itu belum tentu mencerminkan realitas di lapangan. Ini justru jadi sinyal agar kita bertindak cepat,” katanya.
Bupati Garut menyatakan komitmennya untuk menggerakkan seluruh SKPD, baik secara preventif maupun kuratif. Ia mendorong adanya edukasi, pelatihan, serta pendekatan berbasis trauma healing bagi korban kekerasan seksual, yang sebagian besar merupakan korban dari ketimpangan kuasa.
“Kekerasan itu bukan soal nafsu, tapi soal kuasa. Seringkali pelaku adalah mereka yang pernah menjadi korban, sehingga perlu pemulihan menyeluruh,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa kekerasan kerap terjadi dalam relasi yang timpang, seperti antara orang tua dan anak, guru dan murid, atau atasan dan bawahan. Untuk itu, Pemkab Garut mendorong pengurangan kesenjangan kuasa dengan memperluas akses pendidikan dan pelatihan, terutama bagi perempuan dan kelompok rentan.
Bupati juga menyampaikan apresiasi terhadap Komnas Perempuan yang menilai Garut sebagai daerah yang peka dan responsif dalam menyusun rencana aksi konkret dalam penanganan kekerasan berbasis gender.





