Peristiwa keracunan itu sendiri terjadi dua kali dalam sepekan, yakni pada Senin (23/9) dan Rabu (25/9). Ribuan pelajar dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari dapur tersebut.
Kasus melibatkan tiga Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) yang menjadi bagian dari program MBG, dua di antaranya berada di Kecamatan Cipongkor dan satu di Kecamatan Cihampelas.
“Ketiga dapur SPPG yang diduga bermasalah masih ditutup sementara untuk kepentingan investigasi,” kata Jeje.
Sejalan dengan itu, Pemkab Bandung Barat juga berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan makanan.
“Berdasarkan analisis epidemiologi, penghentian distribusi makanan dari dapur yang diduga bermasalah, langkah penanggulangan yang sudah dilakukan, angka kesembuhan pasien, serta tidak ditemukannya kasus baru, maka status KLB resmi kami hentikan,” jelasnya.