
Sebagai isi utama pot komposter, Anggy menekankan penggunaan sisa bahan organik seperti buah-buahan, sayuran, atau sampah dapur lainnya. Untuk melengkapi proses, daun-daun kering digunakan sebagai penutup agar menjaga kelembaban, sedangkan plastik dipakai untuk melapisi pot agar kedap udara.
“Keran kecil ini dipasang di bagian bawah pot. Fungsinya untuk menyaring dan mengalirkan pupuk cair yang dihasilkan selama proses dekomposisi,” tambahnya.
Dalam pemaparannya, Anggy mengaitkan materi sosialisasi dengan pengalaman siswa dalam kegiatan outing class beberapa minggu sebelumnya ke Bank Sampah Induk (BSI).
Setelah memaparkan materi sosialisasi, Anggy mengajak para siswa kelas 4 SDN Sindangkasih untuk mempraktekkan pembuatan pot komposter.
Bersama mahasiswa UPI Purwakarta lainnya, Anggy memandu para siswa membuat pot komposter mulai dari persiapan galon bekas, pemasangan kran, pencampuran bahan organik, hingga tahap akhir penutupan dan pendiaman komposter.

Selain itu, siswa juga diajarkan untuk memilah sampah organik yang layak dimasukan ke dalam pot komposter, agar tidak terjadi kontaminasi silang yang dapat meracuni material lainnya.
“Pemilahan jenis sampah juga penting untuk mencegah kontaminasi silang dari jenis sampah tertentu yang dapat meracuni material lainnya,” papar Anggy.
Lebih lanjut, mahasiswa UPI Purwakarta ini juga memaparkan konsep Zero Food Waste yang menjadi perhatian utama dalam kegiatan ini. Anggy menguraikan sumber-sumber utama yang menjadi penyebab food waste.
“Kebiasaan membeli makanan dalam jumlah banyak, tetapi tidak diolah atau dikonsumsi sepenuhnya, adalah salah satu faktor utama,” jelasnya.
Anggy melanjutkan dengan menyebut kurangnya pemahaman masyarakat dalam memahami label makanan, serta kemampuan dalam preparasi dan pengawetan makanan yang menjadi tantangan besar dalam upaya mengurangi sampah makanan.