Ia menambahkan, kesalahan data berpotensi menyebabkan pemborosan anggaran dan tumpang tindih program, sekaligus menghambat upaya menekan risiko jangka panjang seperti kemiskinan, pengangguran usia muda, dan masalah sosial lainnya.
“Jika data valid dan terintegrasi, peluang anak-anak untuk kembali mengakses pendidikan akan jauh lebih besar,” pungkasnya. (Mul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





