Ia menegaskan, kehadirannya dimaksudkan untuk menenangkan massa dan mencegah kerusuhan yang berpotensi merusak bangunan bersejarah seperti Gedung Sate, Gedung Yayasan Pendidikan Telkom, dan Gedung PT Pos Indonesia.
“Aksi unjuk rasa itu normal dalam demokrasi, tapi harus tertib dan terkoordinasi. Jangan sampai ada yang datang tiba-tiba, bahkan sampai melakukan kriminal seperti menusuk atau mencuri motor. Ini yang harus diminimalisir,” tegasnya.
Dedi menilai kericuhan terjadi karena banyak massa hadir tanpa tujuan jelas.
“Sekarang banyak yang tidak ada materinya, pokoknya rame dan rusuh. Ini yang kita hindari. Kita bersama TNI dan Polri akan terus sigap mengatasi semua persoalan,” katanya.
Gubernur menegaskan komitmennya untuk terus mendengar aspirasi masyarakat Jawa Barat. “Kita konsisten merespons dan memperbaiki diri agar kekurangan bisa segera disempurnakan,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





