Ia menilai bahwa keuntungan ekonomi dari aktivitas ekstraksi batu di wilayah Parung Panjang lebih banyak dinikmati oleh kalangan kapitalis dan pelaku bisnis properti dibanding masyarakat lokal sendiri.
“Ini yang perlu dibahas bersama. Jangan sampai kota-kota besar maju pesat, tapi desa-desa kita makin miskin dan termiskinkan,” tegasnya.
Dedi menyerukan pentingnya membentuk kemitraan strategis dan tindakan terukur yang berpihak pada keseimbangan tata ruang.
Ia mengusulkan agar konsep pembangunan Jawa Barat kembali mengacu pada prinsip ekologi serta menjadikan alam sebagai penyangga utama perkembangan kawasan metropolitan seperti Jakarta.
“Yang mendesak sekarang adalah mengembalikan tata ruang Jabar berbasis ekologi, agar alam bisa kembali menjadi penyangga kehidupan, bukan hanya ladang eksploitasi,” tutupnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News