
Namun, fakta bahwa Rp 207 miliar dari dana tersebut digunakan untuk membangun masjid justru menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat mengenai prioritas anggaran pada saat itu.
Dedi juga mengungkap bahwa selain biaya pembangunan, Masjid Al Jabbar membutuhkan dana pemeliharaan yang cukup besar, yakni mencapai Rp 42 miliar per tahun.
Sebelumnya, Ridwan Kamil menyebut bahwa pembangunan masjid megah tersebut menggunakan APBD sebesar Rp 1 triliun. Dengan adanya temuan ini, publik kini mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran yang dilakukan oleh Pemprov Jabar di era kepemimpinan Ridwan Kamil.
“Rakyat Jawa Barat harus tahu bahwa uang ini bukan hibah, melainkan utang yang harus dibayar selama tujuh tahun ke depan. Kita harus lebih transparan dalam mengelola anggaran agar tidak menjadi beban bagi masyarakat,” tutup Dedi. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





