JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam mengantisipasi demam berdarah dengue (DBD) dengan mengaktifkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Langkah ini dianggap sangat penting untuk menekan laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit DBD.
Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian, menekankan bahwa peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemberantasan sarang nyamuk. Gerakan satu rumah satu jumantik bukan hanya tanggung jawab petugas puskesmas, tetapi juga harus dilaksanakan di setiap rumah tangga. Di kantor-kantor pun, perlu ada petugas khusus untuk memeriksa keberadaan jentik nyamuk,” katanya, Minggu (8/12/2024).
Gerakan ini diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus DBD di Kota Bandung, yang tercatat mencapai 7.310 kasus pada periode Januari hingga November 2024. “Alhamdulillah, sebagian besar pasien sembuh. Namun, kami mencatat 29 orang meninggal, dengan angka kematian sekitar 0,4 persen, masih di bawah ambang batas satu persen,” ujar Anhar.
Menurutnya, tingginya kasus DBD sebagian disebabkan oleh kemarau panjang yang membuat nyamuk Aedes aegypti bertelur dengan baik. Kemudian, saat musim hujan, telur-telur tersebut menetas dan berkembang menjadi nyamuk dewasa yang dapat menyebarkan virus dengue.
Sebagai upaya lebih lanjut, Dinkes Kota Bandung juga menerapkan program Wolbachia di dua kecamatan, yakni Ujungberung dan Kiaracondong, untuk mengendalikan populasi nyamuk. Program ini bertujuan untuk menghasilkan nyamuk dengan bakteri yang dapat mengurangi penyebaran virus, meskipun dampaknya baru akan terlihat dalam jangka panjang, sekitar 12 tahun lagi.