JABARNEWS | BANDUNG – DPRD Kota Bandung berkomitmen memperluas jangkauan program khitan massal Ngadoor bagi keluarga kurang mampu. Tahun depan, jumlah penerima manfaat direncanakan naik lebih dari dua kali lipat, dari 215 menjadi 500 anak. Upaya ini menjadi bagian dari penguatan layanan kesehatan sekaligus bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam meringankan beban masyarakat miskin di Kota Bandung.
Program Sunatan Premium dengan Sentuhan Kepedulian
Anggota Komisi II DPRD Kota Bandung, Indri Rindani, membuka kegiatan khitan massal Pemkot Bandung bertajuk Ngakhitan Gratis Door to Door (Ngadoor) di Kelurahan Cigondewah Rahayu, Kecamatan Bandung Kulon, pada Senin, 17 November 2025. Ia menegaskan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan khitan biasa.
“Program Ngadoor ini merupakan bagian dari visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Berbeda dari program sebelumnya, tahun ini dilaksanakan dengan standar kelas eksklusif dan premium,” ujar Indri dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa khitan adalah kebutuhan penting, khususnya bagi keluarga muslim, namun tidak semua masyarakat mampu membiayainya. Oleh karena itu, pemerintah hadir memberikan solusi melalui layanan yang tetap menjaga martabat penerima.
Anggaran Dikawal, Kuota Ditingkatkan
Sebagai anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bandung, Indri menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal pendanaan program tersebut. Menurutnya, peningkatan anggaran diharapkan dapat memperluas dampak sosial program.
Ia menyatakan, “Insyaallah tahun depan kita amankan kuota untuk 500 anak yang bisa diikutsertakan. Ini menjadi bukti kehadiran pemerintah bagi masyarakat dalam mewujudkan Bandung yang UTAMA.”
Secara tidak langsung, Indri menekankan bahwa program kesehatan ini menjadi prioritas, sebab masih banyak warga Bandung yang masuk kategori miskin ekstrem. Oleh karena itu, penambahan kuota dinilai sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Tidak Hanya Khitan, Tetapi Juga Rayakan Kebahagiaan
Selain memberikan pelayanan khitan gratis, program Ngadoor juga menghadirkan elemen budaya syukuran khas acara khitanan. Anak-anak yang mengikuti program tidak hanya mendapatkan tindakan medis, tetapi juga paket perayaan.
“Peserta tidak hanya disunat, tetapi juga dihajatkan. Ada tumpeng, parsel, hingga hadiah berupa mobil-mobilan. Jadi, bagaimana tidak bahagia? Anak-anak merasa diperhatikan,” ungkap Indri dengan optimistis.
Melalui pendekatan tersebut, pemerintah berharap program ini tidak hanya meringankan beban ekonomi, tetapi juga memberi kebahagiaan bagi keluarga.
Wujud Kehadiran Pemerintah Untuk Masyarakat
Indri menjelaskan bahwa meskipun biaya khitan bukan hal yang sangat mahal, tetap ada keluarga yang tidak mampu menanggungnya. Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama DPRD terus mendorong pelaksanaan program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
“Mengkhitan itu bukan hal yang mahal, tetapi banyak yang terkendala biaya. Alhamdulillah, Pemerintah Kota Bandung dan DPRD bisa hadir melalui program ini,” ujarnya.
Dengan adanya dukungan DPRD, khususnya pada tahap penganggaran, program Ngadoor diharapkan terus berjalan dan menjangkau lebih banyak keluarga di masa mendatang.
Melalui peningkatan kuota dan pengawalan anggaran, DPRD Kota Bandung menegaskan komitmennya dalam mendukung program Ngadoor. Dengan demikian, program ini bukan hanya sekadar bantuan medis, melainkan juga bentuk kehadiran pemerintah dalam membawa kebahagiaan bagi masyarakat kurang mampu.(Red)





