Selain teknik, pelatihan juga mengenalkan peluang produk turunan ecoprint seperti baju, kerudung, tas, hingga topi.
Hasil karya peserta dipamerkan di galeri Ciwaru Ecoprint yang berlokasi dekat Masjid Percikan Iman, Desa Arjasari. Galeri ini menjadi wadah pemasaran produk sekaligus ruang kreatif bagi generasi muda setempat.
Kegiatan PKM mendapat dukungan penuh dari masyarakat, mulai dari Ketua RT/RW, Kepala Dusun, hingga Kepala Desa. “Kami berharap galeri ini bisa berkembang menjadi UMKM yang dikenal luas dan memberi manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat Ciwaru,” kata Riniati.
Meski antusiasme masyarakat tinggi, Riniati menyebut tantangan terbesar adalah masih terbatasnya pemahaman konsumen tentang ecoprint. Karena itu, tim PKM akan melanjutkan pendampingan melalui produksi, pemasaran, dan promosi digital lewat media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Kegiatan ini melibatkan enam dosen Polban dari berbagai bidang serta mahasiswa Prodi Analis Kimia dan Manajemen Aset. Ke depan, monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin melalui grup komunikasi daring.
“Dengan dukungan aparat setempat dan semangat Karang Taruna, ecoprint Ciwaru diharapkan terus berlanjut dan menjadi identitas ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal,” tutup Riniati.