“Yang utama adalah menghidupkan kota. Nilai ekonomi adalah bonus,” jelas Farhan.
Farhan mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan teknologi mulai membangun ekosistem berbasis data dan blockchain di Bandung. Langkah ini diambil untuk memetakan perilaku pengunjung dan warga saat menghadiri event, guna mendukung kebijakan kota berbasis data presisi.
“Ketika kita bilang 15.000 pelari, itu bukan sekadar angka. Tapi data,” tegasnya.
Farhan menegaskan bahwa Bandung kini bukan hanya mampu menggelar acara besar, tetapi juga mengelolanya dengan baik berkat dukungan aparat keamanan, TNI, serta kolaborasi masyarakat.
“Kota Bandung bukan hanya bisa menggelar acara, tapi juga menjadikannya ruang publik yang aktif, sehat, dan menyenangkan bagi siapa pun,” tutupnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News