Berikut sejumlah alasan di balik kemarahan siswa yang memicu pencopotan sang kepala sekolah:
1. Dugaan Pungutan Liar Berkedok Sumbangan Sekolah
Salah satu pemicu utama aksi siswa adalah dugaan praktik pungutan liar yang dibungkus dalam bentuk sumbangan pembangunan sekolah.
Para orangtua disebut diminta membayar Rp500 ribu setiap tahun, namun murid mempertanyakan transparansi penggunaannya. Pembangunan gedung yang dijanjikan tak kunjung terealisasi.
“Katanya untuk pembangunan, tapi kondisi sekolah masih begini saja. Orangtua saya bayar tiap tahun,” ujar RP, siswa kelas XI kepada wartawan.





