Farhan menuturkan, Bandung memiliki peran historis penting dalam perjalanan solidaritas Asia dan Afrika, karena menjadi tempat lahirnya Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 yang menjadi tonggak kerja sama antarbangsa di dua benua tersebut.
“Konferensi Bandung telah memberikan pengaruh luar biasa bagi kebangkitan negara-negara Asia dan Afrika pasca Perang Dunia II. Kini, giliran generasi muda untuk menulis babak baru dari sejarah itu,” katanya.
Ia juga mengajak para peserta AAYF 2025 berkunjung ke Museum Konferensi Asia-Afrika (KAA) untuk merasakan langsung semangat perjuangan dan solidaritas yang diwariskan para pemimpin dunia pada tujuh dekade lalu.
“Bayangkan, pada tahun 1955, para delegasi dari 29 negara datang ke Bandung dengan segala keterbatasan transportasi saat itu. Itu adalah simbol tekad dan semangat yang luar biasa. Semangat itu harus kita hidupkan kembali,” tutur Farhan.
Selain itu, Farhan mengundang seluruh tamu menikmati kuliner khas Bandung dan menjelajahi beragam destinasi budaya di kota ini. Ia berharap pengalaman budaya tersebut dapat memperkuat persaudaraan antarbangsa Asia dan Afrika.