Dalam proyek ini, PT Ingram menjadi mitra pertama yang terlibat. Perusahaan ini akan menerapkan teknologi termal dan anaerob untuk mempercepat pengurangan sampah dan menghasilkan produk turunan seperti biogas, media tanam, hingga pakan maggot.
“Teknologi anaerob ini memungkinkan sampah basah diolah menjadi sesuatu yang bernilai,” ujar Farhan.
Proyek ini akan berjalan secara bertahap, dengan kapasitas awal 20 ton sampah per hari yang ditargetkan maksimal beroperasi pada Mei–Juli 2025.
Farhan menjelaskan, strategi besar Pemkot Bandung adalah mengelola 30 persen sampah kota melalui TPST modern berbasis KPBU, dan 30 persen melalui program berbasis masyarakat seperti Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) dan Buruan SAE.
“Sisanya, 40 persen, masih bisa ke TPA tapi volumenya jauh lebih kecil,” kata Farhan.