Gelombang Laut Selatan Sukabumi Capai Enam Meter

JABARNEWS | KABUPATEN SUKABUMI – Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mewaspadai gelombang tinggi di laut selatan Sukabumi yang ketingginya mencapai enam meter yang bisa memicu terjadinya bencana.

“Informasi yang kami terima dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk hari ini gelombang laut Sukabumi diperkirakan empat sampai enam meter,” kata Ketua FKSD Kabupaten Sukabumi Okih Pajri  seperti dikutip galamedianews.com.

Menurutnya, tingginya gelombang laut selatan Sukabumi ini dikarenakan anomali cuaca yang setiap tahunnya memang selalu terjadi. Tapi, tahun ini kondisinya lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya karena menyebabkan puluhan warung, rumah dan tempat usaha di pesisir pantai rusak berat.

Baca Juga:  Gara-gara Perkara Rokok, Preman Kampung di Tasikmalaya Aniaya Mantan Kerabatnya

Maka dari itu, pihaknya mengimbau khususnya kepada nelayan agar selalu waspada dan tidak nekat melaut atau mencari ikan ke laut dengan kondisi gelombang yang ekstrem seperti ini karena bisa mencelakainya.

Sementara wisatawan yang datang ke objek wisata agar tidak beraktivitas baik di pantai, apalagi sampai ke laut karena bisa membahayakan dirinya.

Baca Juga:  Banjir Bandang Terjang Lokasi Wisata Landak Langkat

Selain itu, ia pun telah menurunkan dan menyiagakan anggotanya untuk bersiaga di sepanjang garis pantai selain memberikan imbauan, mereka juga akan langsung memberi bantuan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

’’Selama gelombang tinggi dan bencana gelombang pasang ini tidak ada korban jiwa, namun kerugian akibat rusaknya bangunan dan fasilitas umum cukup besar,’’ tambahnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), Tatang Suherman mengatakan pihaknya sudah memberikan surat edaran dan imbauan untuk nelayan agar waspada dengan kondisi gelombang tinggi ini.

Baca Juga:  Pembangunan Rumah Warga di Lokasi TMMD

Akibat gelombang ekstrem ini aktivitas melaut nelayan memang terganggu apalagi mayoritas menggunakan perahu berukuran kecil. Tetapi, pihaknya yakin nelayan di Palabuhanratu sudah paham kapan saatnya melaut dan ’lego jangkar’.

’’Kami terus melakukan pemantauan setiap aktivitas nelayan jangan sampai ada yang nekat melaut yang bisa membahayakan,’’ katanya. (Anh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat