Ia menegaskan bahwa kasus ini bukan murni akibat kekurangan asupan makanan, melainkan gizi buruk yang diperparah oleh penyakit penyerta, yang memengaruhi berat badan dan pertumbuhan sang bayi.
“Jadi bukan kasus gizi buruk murni ya. Ada penyakit lain yang membuat pertumbuhannya terganggu,” jelasnya.
Dinkes Cianjur, kata Yusman, telah melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi Muhamad Arka melalui puskesmas. Bahkan, meskipun bayi tersebut membutuhkan bantuan selang untuk makan, pihak medis tetap berupaya memberikan nutrisi optimal berupa susu khusus untuk anak gizi buruk.
“Saat ini masih terus dipantau perkembangannya dan terus diberikan asupan gizi,” katanya.
Lebih lanjut, untuk membantu proses pengobatan dan perawatan bayi Arka, Pemkab Cianjur akan menanggung premi BPJS Kesehatan dengan mengalihkan statusnya dari segmen mandiri ke segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Pemda, agar keluarga tidak perlu menanggung beban iuran ataupun denda.