Ia tidak menjelaskan secara rinci mekanisme di balik aliran air tersebut, namun membocorkan bahwa alat yang digunakan bekerja dengan prinsip sains.
“Ada alat di dalamnya. Bukan selang. Alat itu mengikat molekul air supaya terkumpul di bambu,” ucapnya.
Sayangnya, karya yang ia maksudkan sebagai sarana edukasi itu justru disalahartikan oleh masyarakat.
Sejumlah warga bahkan datang dari berbagai daerah seperti Cirebon, untuk mengambil air dari bambu tersebut, dengan keyakinan bahwa air itu membawa berkah dan mampu menyembuhkan.