Konsisten Usung Musik Grunge, Grup Musik Konspirasi “Diadili”

JABARNEWS | BANDUNG – Konsisten mengusung aliran musik grunge dengan tema lik berbau isu sosial, grup musik Kontroversi ‘diadili’ di DCDC Pengadilan Musik Edisi ke-26.

Pada event yang berlangsung di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A, Bandung, Kamis (25/10/2018) malam, band yang sekarang digawangi oleh Edwin Syarif ‘Cokelat’ (gitar), Marcell Siahaan (drum), Romy Sophian ‘Acid’ (bas), dan Che ‘Cupumanik’ (vokal) diuji ketahanannya untuk mempertanggungjawabkan karya-karya yang sudah mereka hasilkan.

Di tengah terus bermunculannya grup-grup baru yang mengusung musik musik rock, grup yang digawangi musisi-musisi yang sudah cukup dikenal di dunia musik Tanah Air ini memang tak ingin mengubah aliran musik mereka.

Di hadapan Hakim, Man ‘Jasad’; dua Jaksa Penuntut, yaitu Budi Dalton dan PidiBaiq; serta kursi pembela ditempati oleh Yoga (PHB) dan Ruly Cikapundung; pengadilan yang dipandu Eddi Brokoli sebagai panitera itu berjalan dengan penuh canda tawa

Baca Juga:  Tikam Pemilik Warung, Warga Kuningan Dibekuk Polisi Indramayu

Sang gitaris, Edwin mengatakan, Konspirasi tetap konsisten memilih grunge sebagai warna musik mereka karena mereka ingin agar musik grunge tetap diterima tidak cuma oleh generasi 90-an saja, tapi juga oleh generasi milenial.

“Sepuluh tahun berkarya bersama Konspirasi bukanlah waktu yang sebentar. Kita masih setia dengan musik grunge, karena kita ingin agar genre musik ini tidak cuma diterima generasi 90-an saja tapi juga oleh generasi milenial,” ujar Edwin.

Tidak cuma konsisten dalam aliran musik yang diusung, sejak awal band yang satu ini menciptakan lirik lagu yang berkaitan dengan isu sosial. Salah satu contohnya single ‘Dominasi’ yang mereka rilis pada 21 April lalu. Single tersebut berisi tentang kesetaraan gender atau wanita di era sekarang.

Baca Juga:  BMKG Minta Masyarakat di Pesisir Selatan Jabar Waspadai Gelombang Tinggi

“Kita ingin melakukan sesuatu untuk memperjuangkan hak-hak perempuan seperti yang Kartini lakukan. Itu ide Che (vokalis) yang tiba-tiba datang membawa ide ini. Akhirnya kita ciptakanlah single ‘Dominasi’ ini,” bebernya.

Terlepas dari itu, Edwin menambahkan, dalam waktu dekat ini Konspirasi akan merilis single baru yang hingga saat ini judulnya masih dirahasiakan.

Sementara itu, perwakilan DCDC Bandung, Dikki Dwisaptono, menuturkan, pada Pengadilan Musik kali ini pihaknya memilih Konspirasi untuk dibahas karya-karyanya karena band indie tersebut konsisten dengan warna musiknya. Tak cuma itu saja, lanjut Dikki, pihaknya menilai, Konspirasi merupakan band antimainstream yang ekskistensinya patut untuk diakui.

“Kita sendiri (Pengadilan Musik) sempat terhenti sekitar dua bulan. Kita memilih Konspirasi sebagai moment come back agar beda dari yang yang lainnya. Jadi di sini kita ingin musik grunge kembali menggebrak lagi seperti halnya pada tahun 90-an,” tegasnya.

Baca Juga:  Ulang Tahun ke-58, Video Masa Kecil Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata Tersebar

Dikki berharap, ke depan, pengadilan musik ini bukan hanya sekadar enetertaint saja tapi juga tempat musisi lokal untuk mempromosikan dirinya lebih luas lagi.

“Kita juga inginya agar musisi lokal, khususnya Kota Bandung ini bisa lebih dikenal lebih luas lagi. Melalui pengadilan musik bisa membantu para musisi yang sedang promosi ataupun yang sudah lama tak muncul bisa semakin dikenal lagi,”tegasnya.

Ditambahkannya, gelaran yang rutin diselenggarakan setiap bulan itu akan terus menghadirkan musisi-musisi handal yang sedang mempromosikana karyanya.

“Sudah banyak kelompok musik yang menunggu untuk dihadirkan di event ini (Pengadilan Musik). Kita tidak hanya membidik pengisi acara yang genre musiknya sama. Semua jenis musik bisa tampil di sini,” pungkasnya. (Ely)

Jabarnews | Berita Jawa Barat