Liliwetan Massal, Sambut Ramadan Ala Desa Sakawayana

JABARNEWS | GARUT – Tradisi Munggahan jelang bulan suci Ramadan kerap dilakukan oleh warga Jawa Barat. Di tempat lain tradisi itu dimaknai sebagai rasa syukur dan suka cita menyambut bulan suci Ramadhan, bahkan di Sumatera Barat orang Minangkabau menamainya “Mandi Balimau” atau serupa dengan Kuramasan.

Sama halnya di wilayah Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, berbagai tradisi Munggahan digelar. Kali ini di Desa Sakawayana, tradisi Munggahan dilakukan dengan Liliwetan di area destinasi wisata baru di Curug Citarik, di pinggiran Kali Cipedes, Anak Sungai Cimanuk

Baca Juga:  KPAI: Di Purwakarta Masih Banyak Ruang Publik Belum Ramah Anak

Kuramasan warga yang digelar oleh Kepala Desa Sakawayana, A Isra, ini sengaja digelar di curug. Warga antusias mengikuti Liliwetan Massal ini. Selain syukuran jelang bulan suci Ramadan, rupanya Isra ingin lebih memperkenalkan Curug Citarik pada khalayak.

Curug yang dikenal dengan curug perekat jodoh ini memang memiliki keunikan dan nilai nilai sejarah tersendiri. Memang benar selain curug perekat jodoh, masih tersimpan curug-curug lain, seperti Curug Parigi di Desa Cilampuyang, Curug Kutanagara, Curug Batulayang di Desa Sukamanah, Tebing Cinta di Desa Cikarag, Manuk Mandi di Desa Mekarasih, hingga Bukit Sempalan di Giri Makmur. Bahkan mata air hangat di Desa Sukajaya.

Baca Juga:  Bergelagat Tak Lazim, Pemuda Ini Ditangkap Polisi Karena Membawa Ini

Pihak Kecamatan Malangbong, didukung para Pendamping Lokal Desa, mengapresiasi terbentuknya Forum Komunikasi penggerak Pariwisata (Kompepar) Malangbong. Mereka tampak bebenah mendorong agar potensi wisata di wilayahnya dapat berkembang dan memiliki daya jual yang luar biasa untuk menarik wisatawan.

Apalagi, kata Isra, Sakawayana memiliki sejarah yang kuat. Di tempat ini juga ada Talaga Sakawayana atau dikenal Situ Kahuripan, dan Petilasan Prabu Sakawayana alias Prabu Ajisaka Putra, kedua Prabu Guru Aji Putih. Makam Prabu Aji Saka sendiri berada di Batu Budug, perbatasan Sakawayana dan Desa Cisitu.

Baca Juga:  Baliho Syaiful Huda Untuk Gubernur Jabar 2024 Mejeng di Kota Bandung

“Karuhun Sakawayana berasal dari Prabu Ajisaka,” ujarnya, kepada Jabarnews, Rabu (16/05/2018).

Dalam moment Munggahan ini, Isra mengajak seluruh masyarakat Malangbong untuk berwisata ke potensi wisatanya masing.masing.

“Kalau bukan oleh kita, mau siapa lagi yang ngamumule budaya dan potensi alam ini,” tandasnya. (Tgr)

Jabarnews | Berita Jawa Barat