Selain faktor mikrobiologi, Ryan menyebut risiko kerusakan makanan juga dipicu oleh faktor fisik, seperti kontaminasi silang dari peralatan dapur, tangan pekerja, atau air yang tidak higienis.
“Kelembapan tinggi mempercepat pertumbuhan mikroba. Kemasan yang tidak rapat juga memungkinkan udara atau debu membawa spora dan jamur masuk,” ujarnya.
Adapun gejala umum yang dialami korban keracunan antara lain mual, muntah, diare, hingga nyeri perut. Namun, Ryan menegaskan bahwa dalam beberapa kasus, keracunan makanan dapat berujung fatal.
“Sebagian besar hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi bisa juga menyebabkan gagal ginjal atau kelumpuhan pernapasan. Kalau ada gejala berat seperti muntah terus-menerus, diare berdarah, atau sulit bernapas, segera cari pertolongan medis,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan awal untuk mencegah kondisi semakin parah. Pemberian air putih atau oralit secara bertahap sangat dianjurkan. “Jangan sampai korban kekurangan cairan. Kalau kondisi terlihat berat, segera bawa ke fasilitas kesehatan,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News