Mako Brimob Rusuh, Daerah Sekitar Sepi

JABARNEWS | DEPOK – Rusuh di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Proses pengamanan yang dilakukan Kepolisian membuat kegiatan ekonomi lesu.

Dikutip dari Detik pada Kamis (10/5/2018), Polisi sendiri melakukan sterilisasi wilayah sekitar sejak Selasa malam. Pada pagi harinya Polisi menutup akses jalan Komjen M Jasin, Kelapa Dua yang menuju Mako Brimob.

Jalan itu biasanya sangat ramai dilalui oleh kendaraan dua arah. Geliat roda ekonomi di jalan itu juga cukup aktif. Apalagi di jalan itu juga terdapat kampus ternama Gunadarma.

Sehingga tak heran jika keputusan penutupan jalan itu membuat pedagang gigit jari. Tak ada satupun kendaraan yang dibolehkan melintas, masyarakat sekitar juga dibatasi aksesnya.

Mulai dari pedagang buah hingga SPBU Pertamina mengeluhkan kehilangan pemasukan. Bagaimana tidak, Polisi melakukan aksi sterilisasi sejak dini hari hingga malam hari.

Pantauan detikcom, hingga pukul 21.50 WIB, Jalan M Jasin masih ditutup dari perempatan RTM. Akses menuju Mako Brimob ditutup menggunakan traffic cone di radius 500 meter.

Baca Juga:  Bima Arya Turun Tangan Penanganan Dua Titik Bencana di Kota Bogor, Warga Diminta Hati-hati

Sejumlah polisi berseragam tampak berjaga-jaga. Aparat kepolisian dilengkapi senjata api laras panjang.

Tidak ada hilir-mudik kendaraan di kawasan yang disterilisasi. Hanya kendaraan polisi, warga, dan orang-orang tertentu yang diperbolehkan melintas di lokasi.

Suasana begitu sepi. Bahkan sejumlah anak-anak bermain bola di jalan.

Begitu juga di arah sebaliknya. Kendaraan dialihkan ke kiri dan kanan sebelum Mako Brimob Polri.

Sejumlah polisi bersenjata api laras panjang masih berjaga di depan pintu gerbang Mako Brimob. Kawat berduri juga masih terpasang di depan markas.

Toko-toko di sekitar jalan ini terlihat tutup sejak pagi hari. Meskipun ada sebagian pedagang yang masih membuka tokonya, berharap masih bisa mendapatkan rezeki.

Namun keputusan itu seakan percuma, mereka tetap saja tidak bisa menjual barang dagangannya. Seperti Jamal, salah satu pedagang buah di jalan ini memaksa buka, namun seharian tidak ada buahnya yang laku terjual.

“Hitungannya sama aja nggak jualan. Dari pagi nggak ada yang beli, paling tetangga itu juga cuma beli minuman,” tuturnya.

Baca Juga:  Jabar Siber Hoaks: Pemilu 2024 Bisa Picu Penyebaran Berita Bohong

Padahal, Jamal mengaku sehari bisa mendapatkan omzet sekitar Rp.2 Juta, mengingat jalan ini terhitung cukup padat dilalui kendaraan.

Bukan hanya kehilangan potensi pemasukan, Jamal juga berpotensi mengalami kerugian dari buah-buahnya yang mudah busuk seperti salak, pepaya ataupun pisang.

“Salak itu setiap hari pasti ada yang busuk. Itu belum kehitung kerugiannya,” tuturnya.

Dirinya berharap agar situasi di dalam Mako Brimob cepat kondusif. Sebab jika kondisi ini masih berlanjut hingga besok hari maka kerugiannya kembali bertambah.

Sementara Der Putera, pemilik warung nasi padang bernasib tidak jauh berbeda. Pengunjung warungnya tak sebanyak seperti hari-hari biasanya.

“Sehari itu bisa laku 40 porsi, hari ini cuma 25 porsi. Kondisi ini mengganggu banget,” tuturnya.

Harga per porsi dari makanan yang dijajakannya sekitar Rp 16.000. Jika dihitung dia hari ini kehilangan pendapatan Rp 240.000.

Sedangkan Faruf, pedagang kerajinan kayu bahkan tidak mendapatkan pemasukan sama sekali hari ini. Namun karena dia tinggal di tokonya maka dia memilih tetap buka.

Baca Juga:  Jelang Masa Jabatan Berakhir, Kekayaan Bupati Subang Menurun Drastis

“Saya tinggal di sini, kalau tutup jenuh juga,” imbuhnya.

Tak hanya pedagang yang mengeluh, SPBU Pertamina di lokasi ini juga terpaksa ditutup, lantaran tidak ada satu pun kendaraan yang boleh melintas sejak pagi tadi.

“Buka dari tadi pagi sebenarnya. Karyawan juga nggak diliburin, tapi buka setengah 6 pagi disuruh tutup sama Polisi. Jadi satu liter pun tak terjual,” kata salah satu petugas SPBU di jalan Komjen M Jasin, Kelapa Dua.

Nasib serupa juga dialami salah satu minimarket yang ada di area SPBU Pertamina tersebut. Penjualannya merosot hingga 50%.

“Angka nggak boleh disebut, tapi ya turun bisa 50%,” kata salah satu pegawai.

Biasanya minimarket ini mengandalkan pembeli dari pengunjung SPBU. Namun lantaran SPBU tutup, penjualan pun menurun.

“Paling pembelinya Pak Polisi semua, belinya juga minuman atau rokok,” tuturnya.

Beberapa restoran kenamaan seperti Dominos Pizza, PHD juga bernasib sama. Gerainya terlihat sepi dari pengunjung. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat