JABARNEWS | BANDUNG – Dalam dunia yang semakin didominasi oleh citraan digital serba cepat, dua seniman asal Bandung, Guntur Timur dan Mariam Sofrina, menghadirkan ruang jeda melalui pameran bertajuk “On Slowness: Painting Displacement” di Lawangwangi Creative Space, Bandung.
Pameran yang dikuratori oleh Asmudjo J. Irianto ini berlangsung hingga 16 Mei 2025, menampilkan 20 karya lukisan fotorealis yang mengajak publik untuk mengalami seni dengan keheningan, presisi, dan intensitas emosional.
Menurut Andonowati, Direktur ArtSociates, “Pameran ini penuh nostalgia karena saya mengenal keduanya sejak awal ArtSociates dibentuk. Namun baru kali ini karya mereka dipresentasikan secara museum-quality setelah proses kreatif yang panjang dan sabar.”
Dalam karya Guntur Timur, teknik monokrom hitam-putih menonjol dengan pengolahan gradasi abu-abu yang tajam. Lukisannya merekam pengalaman pribadi dari ruang-ruang privat di Tiongkok, Pakistan, dan Bandung Timur yang ditemukannya di wilayah publik. Bagi Guntur, warna abu-abu menjadi simbol ketegangan antara oposisi sosial-politik seperti hitam-putih atau benar-salah.
“Lukisan saya berangkat dari banyak isu, tapi saya ingin menyampaikan ketegangan itu dalam spektrum abu-abu. Saya ingin mengeksplor batasan emosional dan realitas yang tak selalu bisa disederhanakan,” ujar Guntur.