JABARNEWS | BANDUNG – Pemkot Bandung menegaskan komitmennya menjaga keberlangsungan sekolah swasta agar tetap menjadi bagian vital dalam ekosistem pendidikan kota. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan peran sekolah swasta sangat krusial karena dari total 36.666 kuota siswa SD, hanya sekitar 24.000 yang tertampung di sekolah negeri, sementara sisanya harus melanjutkan pendidikan melalui jalur pesantren atau sekolah swasta.
Sekolah Swasta Penyangga Ekosistem Pendidikan
Dalam arahannya di kegiatan Penyampaian Kebijakan dan Program Strategis Pendidikan Kota Bandung di SMA BPI 1, Kecamatan Lengkong, Erwin menegaskan sekolah swasta tidak boleh dibiarkan mati. Ia menyebutkan bahwa keberadaan sekolah swasta bukan sekadar pelengkap, melainkan penyangga utama yang mampu menampung ribuan siswa yang tidak terakomodasi di sekolah negeri.
“Waktu itu kami berdiskusi dengan para pemangku kepentingan, termasuk Asda I dan Kepala Dinas Pendidikan. Kami menyepakati bahwa sekolah swasta harus tetap hidup, tidak boleh dibiarkan mati,” tegas Erwin.
Dukungan Khusus dan Skema Klasifikasi
Untuk menjaga keberlangsungan sekolah swasta, Pemkot Bandung telah membuat klasifikasi sekolah dalam empat tipe, yakni A hingga D. Menariknya, pemerintah memberikan dukungan khusus pada sekolah tipe C dan D. Dukungan ini mencakup aspek pembiayaan serta kesejahteraan guru agar sekolah tersebut tetap mampu memberikan layanan pendidikan yang layak.
Selain itu, Erwin menekankan pentingnya memperhatikan kelompok RMP (Rawan Melanjutkan Pendidikan). Ia berharap siswa dari kelompok ini dapat lebih diarahkan masuk ke sekolah swasta, sehingga mereka tidak kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan.
Kepemimpinan Berbasis Integritas
Dalam kesempatan tersebut, Erwin juga menyoroti peran kepala sekolah. Ia menegaskan, kepala sekolah bukan hanya pemegang jabatan administratif, tetapi pemimpin yang membentuk generasi berilmu. Oleh karena itu, integritas dan keikhlasan menjadi syarat penting dalam kepemimpinan pendidikan.
“Kepala sekolah itu bukan sekadar jabatan administratif. Ibu bapak semua adalah pemimpin yang membentuk generasi berilmu. Kalau ada waktu, perhatian, dan tenaga yang berlebih, niatkan sebagai sedekah untuk keberlangsungan ilmu,” ucap Erwin dengan penuh haru.
Terkait persoalan penahanan ijazah dan kendala administrasi lain yang masih sering terjadi, Erwin meminta kepala sekolah menyelesaikan masalah secara kolaboratif. Ia menegaskan pentingnya komunikasi dengan Dinas Pendidikan sebelum persoalan melebar ke ruang publik.
“Kalau ada kendala, bicarakan dulu dengan dinas. Kalau tidak terselesaikan, saya siap bantu. Jangan tunggu viral dulu baru cari solusi,” tambahnya.
Inovasi Penguatan Karakter dan Kolaborasi
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, menyoroti upaya penguatan karakter siswa melalui sejumlah inovasi. Salah satunya berupa uji coba program kolaboratif bersama TNI dan Polri bagi siswa kelas 9 SMP di empat sekolah negeri. Program ini berlangsung setiap hari Jumat dan melibatkan psikolog serta aparat untuk memberikan pembinaan mental dan wawasan kebangsaan.
“Kita integrasikan materi wawasan kebangsaan dalam pelajaran PPKn. Harapannya, siswa kita bukan hanya pintar, tapi juga tangguh secara mental dan sosial,” ungkap Asep.
Selain itu, Disdik juga memperkuat muatan lokal seperti pelajaran kesundaan, kaulinan barudak, hingga pendidikan lingkungan hidup. Upaya ini bertujuan menanamkan nilai budaya, menumbuhkan kemandirian, sekaligus melatih tanggung jawab siswa sejak dini.
Lebih jauh, Asep menyampaikan Pemkot Bandung akan segera menerbitkan surat edaran untuk menyelaraskan visi dan program pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta. Surat edaran tersebut mencakup penguatan karakter, pencegahan kekerasan, serta peningkatan wawasan kebangsaan.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan menjadwalkan pertemuan rutin dengan kepala sekolah swasta dan madrasah setiap tiga bulan. Pertemuan ini diharapkan menjadi ruang dialog terbuka agar kebijakan pendidikan tersusun secara inklusif.
Dengan pendekatan kolaboratif, dukungan nyata bagi sekolah swasta, serta inovasi dalam penguatan karakter siswa, Pemkot Bandung berharap seluruh sekolah di kota ini menjadi ruang tumbuh yang sehat, inklusif, dan membentuk generasi cerdas, berkarakter, serta siap menghadapi tantangan masa depan.(Red)