“Saat pemeriksaan dilakukan, pergerakan masih terus berkembang. Karena itu, seluruh warga Kampung Cigintung diungsikan sementara waktu,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Purwakarta hingga 17 Juni 2025, bencana ini mengakibatkan 69 rumah rusak, satu rumah ibadah terdampak, serta 256 jiwa mengungsi. Sebuah ruas jalan antar desa juga terputus akibat longsor, meskipun tidak ada korban jiwa.
Kawasan ini tercatat berada dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi. Menurut informasi warga, fenomena serupa pernah terjadi pada tahun 2007 dan kembali aktif sejak 20 April 2025, dengan intensitas yang meningkat pada Mei dan Juni 2025.
Badan Geologi mengimbau warga agar tetap waspada, terutama saat curah hujan tinggi, serta menghindari aktivitas berat di area rawan longsor. Kegiatan pertanian masih dimungkinkan, namun harus mempertimbangkan kondisi tanah secara berkala.
“Warga harus memperhatikan kondisi tanah, terutama saat musim hujan. Aktivitas di kaki lereng sebaiknya dibatasi,” pungkas Wafid. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





