Ia mengaku pernah menjadi tukang cuci, tukang ngepel, hingga tukang ngangon domba demi bisa belajar di madrasah.
“Dulu Bang Jo ngaji di madrasah. Karena orang tua tidak punya biaya, saya datang ke ustaz di Desa Sukatani dan bilang, ‘Saya tidak punya biaya, saya hanya ingin mengabdi.’ Saya rela menjadi tukang cuci, tukang ngepel, bahkan tukang ngangon domba, yang penting bisa menuntut ilmu,” kata Abang Ijo.
Lebih lanjut, Wakil Bupati Purwakarta itu mendorong santri untuk tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga mandiri secara ekonomi.
“Santri harus belajar bukan hanya ilmu agama, tapi juga ilmu kehidupan,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan program “Mengaji dan Bertani” sebagai langkah konkret mendukung kemandirian santri, termasuk penyediaan lahan, bibit, dan jaminan pasar bagi para santri yang telah lulus.