Potensi Jawa Barat Era Industri Digital, Tinggal di Desa Tetapi Rezeki Kota

JABARNEWS | BANDUNG – Provinsi Jawa Barat dengan potensi alamnya yang sangat beragam, ditambah dengan memiliki jumlah penduduk mencapai 50 juta orang, memiliki peluang besar untuk dikembangkan secara industri digital.

Pasalnya, peluang tersebut bisa dilakukan, lantaran selain menjadi daerah yang juga berbatasan dengan Ibukota Negara, Jawa Barat juga menjadi wilayah yang jutaan penduduknya itu tersebar di pegunungan, hutan, pantai, persawahan.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun tengah fokus mengembangkan program teknologi inkusif, dimana dengan program tersebut bisa meningkatkan taraf hidup mereka yang ada di desa.

“Dengan jumlah desa yang mencapai 5.312 dan 600 lebih kelurahan, Jawa Barat saat ini fokus mengembangkan teknologi inklusif yang artinya bukan hanya diakses masyarakat kota tapi masyarakat desa,” ujar Setiaji, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dalam Roadshow Gerakan Nasional 1.000 Starup Digital Institut Teknologi Bandung yang dilakukan secara daring, Sabtu (11/9/2021).

Baca Juga:  Sesama dari Polri, Firli Bahuri Bicara Soal Penyidik KPK yang Diduga Memeras

Ia mengatakan program yang diembangkan tersebut, diantaranya program desa digital yang dikemas untuk bagaimana teknologi bisa meningkatkan taraf hidup mereka yang ada di desa.

“Kami punya program desa digital, yang kami kemas ke dalam tematik pertanian, pariwisata, peternakan, perikanan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lain-lain,” katanya.

Dengan begitu, kata dia, masyarakat yang berada di berbagai wilayah di Jawa Barat, bisa mengambil potensi seseuai dengan keberedaan wilayahnya, karena, kata dia, dengan teknologi Jabar dapat menghadirkan apa yang sebelumnya sulit dilakukan.

Baca Juga:  Jerawat Jadi Masalah? Ini Bahan Alami yang Bisa Mengatasinya

“Kita punya keinginan bagaimana penduduk banyak tinggal di desa tetapi rezeki kota. Intinya, masyarakat bisa bekerja dimana saja, tanpa harus pergi ke kota. Karena menurut riset penduduk nanti akan banyak tinggal di kota,” kata Setiaji.

Keberada teknologi, kata dia, juga bisa dimanfaatkan berbagai layanan, baik itu kesehatan, pertanian, hingga wisata. Misalnya untuk petani bisa mencari informasi untuk mengetahui pupuk yang cocok agar tidak merusak unsur tanah. Termasuk menjangkau layanan dokter spesialis melalui pelayanan kesehatan telemedicine atau konsultasi jarak jauh.

“Lalu bagaimana bloger-bloger atau youtuber dari desa dengan potensi desanya bisa memberikan informasi menarik. Sekarang orang sudah bosan menjual konten perkotaan,” kata Setiaji.

Ia menegaskana, saat ini sudah waktunya untuk bagaimana menerapkan teknologi ini untuk bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal didesa.

Baca Juga:  Begini Cara Pemkab Purwakarta Antisipasi Harga Cabai yang Melambung

Seperti diketahui, Potensi industri digital di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Saat ini ada sekitar 202,6 juta pengguna internet dan 98,2 persen merupakan pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Penetrasi internet yang besar modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis berbasis teknologi digital di Tanah Air.

Presiden Joko Widodo telah mendeklarasikan visi “Indonesia Digital Nation 2025” dengan salah satu target transformasi digital yaitu mencetak 5.000 startup. Gerakan ini ditargetkan dapat menciptakan kesempatan yang sama bagi calon startup founder di seluruh penjuru Indonesia untuk terhubung pada ekosistem startup digital. (Red)