“Pemetaan ini bisa menjadi masukan kurikulum atau program pelatihan ke lembaga pendidikan dalam rangka mempersiapkan kompetensi dari tiap calon SDM industri di Jawa Barat,” kata Nining kepada awak media, Kamis (25/12/2025).
Menurut Nining, pemetaan tersebut berangkat dari persoalan klasik yang belum tuntas, diantaranya ketidaksesuaian antara ketersediaan tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan industri.
Dari hasil analisis terhadap industri yang telah beroperasi maupun yang masih dalam tahap konstruksi, kebutuhan kompetensi mencakup kemampuan umum, soft skills, hingga hard skills.
“Untuk kompetensi umum bahasa itu bahasa Inggris, dan pada jabatan tertentu dibutuhkan kompetensi SDM yang bisa berbahasa Mandarin,” ujarnya.
Selain kemampuan bahasa, calon tenaga kerja juga dituntut memiliki soft skills yang kuat.





