Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, menegaskan bahwa Rembug Budaya Tempe menjadi wadah aspirasi para pelaku usaha tempe di seluruh Indonesia.
Ia mencatat ada sekitar 170 ribu perajin tempe tersebar di seluruh Indonesia, bahkan sebagian produknya telah menembus pasar ekspor.
“Hampir diseluruh pasar di Indonesia pasti ada penjual tempe, tercatat hampir 170 ribu perajin tempe di Indonesia, bahkan sudah di ekspor ke pasar global, dan Rembug Budaya Tempe di Hartempenas tahun ini, hasilnya akan kami rekomendasikan kepada Pemerintah guna melestarikan Budaya warisan leluhur dan menjadikan tempe sebagai ujung tombak diplomasi budaya Bangsa Indonesia,” kata Aip.
Dari Rembug Budaya Tempe, disepakati empat poin utama yang menjadi rahasia besar arah masa depan tempe Indonesia:
- Agar Tempe dijadikan sebagai media diplomasi budaya kuliner Indonesia dan menjadi salah satu sajian utama di setiap jamuan kenegaraan, beragam kegiatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah termasuk program Makan Bergizi Gratis, serta pelaku industri katering dan pariwisata seperti hotel dan resort.
- Agar perajin atau UMKM tempe mendapatkan akses permodalan, teknologi dan pasar, baik lokal, regional, nasional bahkan internasional agar menjadi pangan yang mendunia.
- Agar seluruh stakeholder mendorong riset dan inovasi dalam mengembangkan berbagai produk pangan dan suplemen berbasis tempe
- Tempe dan semua proses di dalamnya dapat menjadi media pembelajaran di dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, untuk menciptakan ekosistem kebudayaan kuliner berbasiskan tempe, disertai pembangunan tempat-tempat wisata yang mentransmisikan budaya tempe.