“Keterangan sementara, pengeroyokan dilakukan karena korban dianggap menghina guru mereka. Saat ini kami masih mendalami motif dan keterlibatan pihak lain,” jelasnya.
Sementara itu, korban N menduga aksi pengeroyokan tersebut terkait dengan laporannya ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Cianjur mengenai dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi yang dilakukan pimpinan pondok pesantren.
“Dugaan saya, mereka tidak terima karena pimpinan ponpes saya laporkan ke Kejari Cianjur. Pupuk bersubsidi yang seharusnya untuk petani diduga diselewengkan,” kata N.
Korban menambahkan, akibat praktik tersebut, para petani di Desa Panyusuhan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Ia berharap aparat penegak hukum menindak tegas para pelaku pengeroyokan dan mengusut tuntas dugaan penyimpangan pupuk yang dilaporkannya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





