Tantangan Milenial Jadi Sorotan Kegiatan Mapaba PMII

JABARNEWS | PURWAKARTA – Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menilai tantangan generasi milenial saat ini menjadi sorotan persiapan kegiatan masa penerimaan anggota baru (Mapaba).

Pasalnya menurut Komisariat Persiapan STIE Dr Khez Muttaqien Mapaba merupakan sebuah proses kaderisasi pertama atau masa orientasi PMII kepada mahasiswa sebagai langkah awal untuk masuk menjadi anggota PMII.

Megusung tema ‘Menumbuhkan peran dan fungsi mahasiswa yang berlandaskan ASWAJA di Era Milenlial’ kegiatan itu bakal diikuti 21 orang mahasiswa terdiri dari Kampus STIE dr Khez Muttaqien sebanyak 18 orang dan dari kampus STKIP Purwakarta sebanyak 3 orang.

Kegiatan Mapaba dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Ilmi Jl. Terusan Kapten Halim Cihuni-Purwakarta itu dimulai sejak 20 – 21 Oktober 2018, dan diharakan berlangsung lancar.

Baca Juga:  Ini Kronologi Penemuan Tengkorak Wanita di Taman Nasional Bogor, Ada Sesuatu?

Menurut Ketua Pelaksana MAPABA, Irman sahrul mengatakan persiapan acara Mapaba merupakan sebuah kaderisasi. Itu adalah ujung tombaknya oraganisasi. Menurut dia, kegiatan itu juga dilakukan karena posisi strategis dan pentingnya peran dan fungsi mahasiswa sebagai agent of change Yang harus berlandaskan ASWAJA.

Mahasiswa yang notabene adalah agen perubahan diharapkan mampu melakukan inovasi dan kreativitas dalam melakukan perubahan yang positif. Perubahan tersebut dapat diraih apabila mahasiswa mempunyai wadah untuk menyalurkan potensi diri, minat bakat dan sebagainya, dan wadah itu salah satunya adalah PMII.

“Sangat penting bagi mahasiswa berorganisasi di luar kampus. Selain untuk belajar, menggali potensi diri, menambah ilmu pengetahuan dan wawasan hal ini juga dapat memperluas jaringan dan sahabat,” kata dia.

Baca Juga:  Soal Pembangunan Jalan Tol Khusus Tambang, Buhanudin Yakin Bisa Tertibkan Usaha Pertambangan di Bogor

Sementara itu, Ketua Umum PMII Cabang Purwakarta menyatakan bahwa PMII adalah organisasi Kader yang berideologikan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan berasaskan Pancasila.

Menurutnya PMII adalah tempat yang tepat bagi mahasiswa untuk belajar tentang nilai-nilai keislaman dan kebangsaan serta PMII mampu mencegah faham-faham radikal yang akan mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI).

“Kenapa kegiatan MAPABA ini dilakukan di Pondok Pesantren, karena dari pesantrenlah mahasiswa akan memperoleh ilmu agama dari sumber yang jelas agar terhindar dari faham-faham radikal tersebut,” kata dia.

Dia juga melanjutkan, ciri khas dari PMII, selain menanamkan nilai-nilai spiritual, melalui aktivitas-aktivitas di dalamnya. Secara dialektis diharapkan mampu membentuk pola pikir. Pola pikir itulah yang menumbuhkan kesadaran mahasiswa akan tanggung jawabnya di dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, bernegara dan agama.

Baca Juga:  Jadwal Bioskop CGV Kota Bandung Hari Ini Senin 8 Agustus 2022

Sementara itu, dalam sambutan Penutupan MAPABA Ustd somad menyatakan bahwa kegiatan Mapaba dan berorganisasi sangat penting. Begitu pentingnya berorganisasi dan manfaat yang akan dirasakan ketika nanti dihadapkan oleh realitas keidupan di masyarakat.

“Terus semangat dan terus gali potensi diri dalam organisasi yang sahabat-sahabat pilih karena manfaatnya yang begitu besar,” paparnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh MABINCAB, IKA PMII dan pengurus cabang PMII Purwkarta serta di hadiri pengurus pondok pesantren Nurul Ilmi. (Har)

Jabarnews | Berita Jawa Barat