Terinspirasi dari Kuliner Legendaris Sate Maranggi
Sate Maranggi merupakan kuliner khas Purwakarta berbahan dasar daging sapi atau domba yang dipanggang di atas bara api dan disajikan dengan sambal tomat segar atau sambal oncom.
Aroma daging yang terbakar di sepanjang Jalan Raya Bungursari, Plered, hingga Wanayasa menjadi ciri khas yang melekat pada salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini.
Menurut catatan Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disipusda) Kabupaten Purwakarta, sate maranggi bermula dari kreativitas para pekerja peternakan domba di Kecamatan Plered.
Mereka memanfaatkan sisa potongan daging dengan cara merendamnya dalam campuran rempah dan gula aren agar awet dan tetap lezat. Racikan ini kemudian dikenal masyarakat luas.
Namun sebelum kuliner legendaris ini memiliki nama seperti sekarang, dahulu di Plered ada seorang penjual bernama Mak Anggi menjual sate domba dengan racikan khas tersebut.
“Sejak diciptakan, panganan dari desa itu tak memiliki nama baku dan warga saat itu hanya menyebutnya sate. Hingga pada akhirnya, di Kecamatan Plered, terdapat warung sate domba yang tersohor milik Mak Anggi,” tulis Disipusda Purwakarta, dikutip Jum’at (7/11/2025).
Dari sinilah sebutan sate Mak Anggi berubah seiring waktu menjadi sate maranggi.
Kini, setiap daerah di Purwakarta memiliki gaya penyajian sendiri. Sate maranggi Cibungur disajikan dengan sambal tomat, sementara sate maranggi Wanayasa dipadukan dengan sambal oncom dan ketan bakar sebagai pengganti nasi.
Dari kelezatan inilah muncul inspirasi Tari Maranggi—sebuah bentuk ekspresi budaya yang menari dalam cita rasa lokal.





