“Pertanyaannya, ke mana anda semua ketika anak-anak kehilangan bapak, istri kehilangan suami, saudara kehilangan keluarga? Ada tangisan pilu karena terlindas truk tambang,” ujarnya.
Selain korban jiwa, Dedi menyoroti dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan aktivitas tambang. Debu meningkatkan kasus ISPA, kebisingan menekan mental warga, hingga ekosistem rusak.
“Berapa banyak penderita ISPA, berapa banyak warga yang tertekan hidup berdampingan dengan maut dan debu setiap hari? Ekosistem kita rusak, tapi siapa yang peduli?” tegasnya.
Ia menambahkan, kerugian negara pun besar akibat jalan provinsi yang cepat rusak dilalui ribuan truk tambang.
“Pemprov bangun jalan, baru hitungan hari sudah hancur lagi. Berapa triliun yang harus dikeluarkan negara kalau ini dibiarkan? Yang untung pengusaha, yang rugi rakyat,” katanya.