Di wilayah tersebut, istilah ‘kula’ juga kerap digunakan dengan makna serupa. Dedi pun tersenyum menerima panggilan baru itu.
“Kalau di Sunda saya biasa dipanggil Bapak Aing. Tapi kalau di Indramayu, katanya Bapak Reang,” ucap Dedi di atas panggung yang langsung disambut tepuk tangan warga.
Tak hanya mencairkan suasana, Dedi juga memberikan apresiasi terhadap kekayaan budaya Indramayu.
Dedi menilai, pertunjukan tari topeng dalam pembukaan acara menjadi bukti bahwa tradisi lokal memiliki nilai estetika tinggi. Ia berharap, keindahan itu juga tercermin dalam pembangunan daerah.