Jurnal Desa

Tepak Gendang Opok Kijing, Identitas Karawang Yang Harus Dipertahankan di Tengah Modernisasi

×

Tepak Gendang Opok Kijing, Identitas Karawang Yang Harus Dipertahankan di Tengah Modernisasi

Sebarkan artikel ini
Pertunjukan Tepak Gendang Opok Kijing pada pesta rakyat Ruwatan Hajat Bumi di Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Foto: Instagram @disparbudkarawangkab)
Pertunjukan Tepak Gendang Opok Kijing pada pesta rakyat Ruwatan Hajat Bumi di Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Foto: Instagram @disparbudkarawangkab)
Pertunjukan Tepak Gendang Opok Kijing pada pesta rakyat Ruwatan Hajat Bumi di Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Foto: Instagram @disparbudkarawangkab)
Pertunjukan Tepak Gendang Opok Kijing pada pesta rakyat Ruwatan Hajat Bumi di Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Foto: Instagram @disparbudkarawangkab)

Sejarah Tepak Gendang Opok Kijing memiliki latar belakang sejarah yang menarik. Diciptakan pada 1971 oleh Ki Sarta (pemain gendang) dan almarhum Mang Tala (pemain gong), seni musik ini lahir dari kreativitas dalam pertunjukan Kiliningan Wayang Golek dengan dalang Tjetjep Supriadi.

Baca Juga:  Waduh! Dua Emak-emak Jadi Pengedar Sabu di Tasikmalaya

Nama “Opok Kijing” terinspirasi dari bunyi unik gendang yang berbunyi pok-pok-pok dan jing-jing-jing.

Dalam pertunjukan kali ini, Tepak Gendang Opok Kijing disajikan memukau, mengiringi tarian Jaipong dan pementasan Wayang Golek. Irama cepat dan energik mampu menciptakan suasana meriah, membuktikan daya tarik seni tradisional yang masih relevan.

Baca Juga:  Terseret Arus Muara Cibulan-bulan Karawang, Satu Bocah Tewas Tenggelam, Satunya Lagi Kondisinya Begini

Makna Ruwatan Hajat Bumi Ruwatan Hajat Bumi di Desa Sindangmukti merupakan tradisi tahunan yang mengungkapkan rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan rezeki.

Baca Juga:  Anggota DPRD Jabar Ini Layangkan Surat Terbuka Presiden Jokowi, Ini Isinya

Acara ini tidak sekadar hiburan, melainkan wadah pelestarian budaya, menghidupkan kembali seni musik, tari, dan ritual adat leluhur.(red)

Pages ( 2 of 2 ): 1 2