Langit Depok masih sama. Macet, ramai, hiruk pikuk. Tapi di balik pagar sederhana SLB BCD Nusantara, terdengar tawa anak-anak yang mengeja huruf, menari, menyanyi, atau hanya duduk menatap dunia. Mata mereka jernih, seolah tahu bahwa mereka tidak sempurna di mata dunia, tapi cukup untuk mencintai dan dicintai.
Di sanalah letak semangat juang itu—bukan pada gelar, pangkat, atau piala—tapi pada keberanian untuk bertahan, berharap, dan terus mencoba. Setiap anak di sana adalah cerita, dan setiap cerita adalah pelajaran bagi kita: bahwa hidup layak diperjuangkan, meski dalam sunyi.
Disabilitas. Kata yang dulu penuh stigma, kini menjadi simbol kekuatan. SLB BCD Nusantara di Depok adalah bukti bahwa di tangan orang-orang seperti Sujono, kata “keterbatasan” bisa diubah menjadi “kemungkinan”. Karena semangat juang bukan milik mereka yang sempurna. Ia milik siapa pun yang tak pernah berhenti bermimpi, meski dunia kadang menutup mata.(*)
Oleh: Rio Ferdinand
*) Mahasiswa program studi Penerbitan (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta